Viral Pamer Saat Bukber, Kini Muncul Jasa Sewa Iphone dan Lanyard BUMN
Tren pamer kekayaan di bukber melalui penyewaan iPhone dan lanyard BUMN viral. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Tren pamer kekayaan dan status sosial menjadi viral di masyarakat, terutama saat momen acara buka puasa bersama (bukber). Salah satu tren yang mulai populer adalah membawa iPhone dan lanyard BUMN sebagai simbol kesuksesan, bahkan dengan cara menyewanya.
Melansir dari berbagai sumber, termasuk akun Instagram @rentaliphone, kini telah muncul layanan sewa iPhone dengan harga mulai dari Rp75.000. Berbagai model iPhone, mulai dari iPhone XR hingga iPhone 15 Pro Max, tersedia dengan opsi sewa selama 12 jam atau 24 jam. Tarif sewa berkisar antara Rp75.000 hingga Rp600.000.
Dari membuka jasa rental ini, penjual merasa bisa mendapatkan keuntungan dari Rp10 juta hingga Rp15 juta per bulannya.
Sementara itu, lanyard BUMN juga menjadi tren di kalangan pebisnis yang memanfaatkan momen bukber untuk berjualan. Dikutip dari unggahan Instagram @localpridegarage, terdapat berbagai variasi lanyard yang tersedia, seperti lanyard BRI, BUMN, Pertamina, hingga BCA.
Meskipun terlihat keren dan menjadi simbol kesuksesan bagi sebagian orang, praktik flexing keuangan ini mendapat sorotan dari beberapa pihak. Ahmad Ghazali dari Zelts Consulting menilai bahwa flexing secara keuangan, terutama dengan menyewa produk, merupakan tindakan yang keliru.
“Flexing aja secara keuangan udah salah, apalagi flexing pada pinjaman atau sewaan ditambah tipu-tipu. Rasanya enggak banget deh untuk bangun relasi yang sehat,”jelas Ahmad.
Baca Juga: Viral! Pria Ini Pakai Lanyard KPPS Saat Bukber
Menurut Ahmad, mempertahankan relasi yang sehat jauh lebih penting daripada pamer kekayaan atau status sosial. Ia menegaskan bahwa barang yang dibawa saat acara bukber tidak mencerminkan kualitas seseorang. Flexing keuangan, terutama dengan menyewa barang-barang mahal hanya untuk pamer, dinilai tidaklah tepat.
“Atau sewa iPhone hanya untuk acara itu aja, dan pastinya kelihatan banget dong pegang iPhone. Tapi pas diminta fitur khusus seperti AirDrop, ditanya versi OS atau apalah, kitanya enggak ngerti. Kan jadi lebih malu lagi,” tambah Ahmad.
Ahmad juga menyarankan agar tidak semua ajakan bukber dipenuhi, terutama jika hal tersebut mengganggu keseimbangan keuangan. Jika ingin hadir dalam acara bukber, sebaiknya seseorang harus mampu mengalokasikan bujet seperti pada bulan-bulan biasa.
Pendapat senada juga disampaikan oleh perencana keuangan lainnya, Andy Nugroho, yang menekankan pentingnya memilih ajakan bukber yang benar-benar penting. Dengan anggaran terbatas, tidak perlu hadir dalam semua undangan bukber. Sebaliknya, prioritas harus diberikan kepada acara bukber yang benar-benar penting bagi seseorang.
Baca Juga: Viral! Peserta Bukber Borong Dagangan Temannya yang Jual Nasgor Keliling