Tekan Aksi Kekerasan di Sekolah, Brasil Larang Penggunaan Telegram
Hakim Federal Brazil melarang penggunaan media sosial Telegram sementara waktu untuk menekan angka kekerasan yang terjadi di sejumlah sekolah
BaperaNews - Hakim Federal Brazil meminta pemerintah negara setempat untuk melarang penggunaan media sosial Telegram sementara waktu, hal ini disampaikan pada Rabu (26/4).
Pihak pengadilan memutuskan Telegram dihentikan sementara penggunaannya untuk warga negaranya karena dianggap gagal menyediakan informasi yang diminta terkait obrolan Neo Nazi dan untuk menekan angka kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah setempat.
Usai keputusan Brasil larang penggunaan telegram ini disampaikan, para pengguna Telegram di Brazil mengaku tidak bisa lagi memakai aplikasi tersebut, Google dan Apple juga memblokir secara bersama dari toko aplikasinya sehingga tak lagi bisa didownload atau dibuka pengguna.
“Fakta Brasil larang penggunaan telegram dimana otoritas kepolisian setempat menunjukkan adanya keengganan Telegram untuk bekerjasama dengan kepolisian Brazil” bunyi pernyataan resmi Federal Brazil.
Tidak hanya diblokir, Pengadilan juga resmi meningkatkan denda harian menjadi US$ 200 ribu setelah sebelumnya diputuskan US$ 100 ribu.
Hingga saat ini, Telegram belum memberi tanggapan atas pemblokiran aplikasi mereka di Brazil maupun anggapan bahwa mereka tidak mau bekerjasama dengan pihak kepolisian.
Baca Juga : Pejabat Prancis Dilarang Main TikTok dan Nonton Netflix Pakai Hp Kantor
Brazil saat ini dalam masalah sekolah, terjadi kekerasan di sejumlah sekolah. Pada November 2022 lalu, seorang pria membawa pin swastika di dadanya, menembak dan membunuh 4 orang warga dan melukai 12 orang lainnya di kota Espirito Santo.
Sudah ada puluhan serangan yang muncul sejak tahun 2000 dimana setengahnya terjadi di lingkungan sekolah dalam setahun terakhir.
Pemerintah Brazil kemudian berupaya untuk menghentikan kekerasan di sekolah dengan menghentikan penggunaan media sosial yang dianggap jahat dan mempengaruhi seseorang berbuat kekerasan.
Diskusi dilakukan oleh Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, hakim agung, para menteri, hingga gubernur dan walikota dengan tujuan mencegah insiden terjadi lebih lanjut.
Telegram dianggap salah satu pihak yang harus bertanggung jawab karena tidak menghapus konten media sosial berisi kekerasan di platformnya.
Media sosial dianggap sebagai tanah tak bertuan di Brazil dimana penggunanya bisa mengucap hal-hal ilegal yang tidak berani ia sampaikan di dunia nyata.
Alhasil Telegram diperintah untuk ditutup secara nasional dengan alasan tidak bisa bekerjasama dengan baik dengan pihak berwenang.
Berulang kali polisi meminta untuk memblokir konten kekerasan namun tak juga dilakukan sehingga munculah aturan tegas Brasil larang penggunaan telegram.
Baca Juga : Pegawai Pemerintahan AS Dilarang Pakai TikTok, Bisa Kena Sanksi Jika Langgar