Sempat Ditarik ke Dalam Sungai, Seorang Wanita Paruh Baya Lolos dari Terkaman Buaya

Kejadiaan naas hampir saja terjadi, Seorang wanita lolos dari terkaman buaya meski sempat ditarik kedalam sungai. Wanita paruh Baya tersebut langsung dilarikan ke Rumah Sakit.

Sempat Ditarik ke Dalam Sungai, Seorang Wanita Paruh Baya Lolos dari Terkaman Buaya
Ilustrasi seorang ibu yang lolos dari terkaman buaya. Gambar : Unsplash/Nick Russill

BaperaNews - Seorang wanita paruh baya secara dramatis berhasil selamat dari maut setelah lepas dari terkaman buaya, ia sebelumnya bahkan sempat diterkam buaya tersebut ke dalam sungai di Mentaya Hilir, Kota Waringin Timur, Kalimantan tengah.

Wanita yang bermalang nasib tersebut, bernama Srimahwiyah (42) warga desa Bagendang Tengah, ia bercerita setidaknya tiga kali ditarik masuk ke dalam sungai oleh buaya pada hari Senin dini hari 23 Mei 2022. “Saya sempat tiga kali dibawa tenggelam, ketika muncul ke permukaan saya teriak, saya bersyukur bisa selamat” ujarnya di Sampit (24/5).

Ia pun bercerita kronologis kejadian yang hampir merenggut nyawanya tersebut. Awalnya ia sedang wudhu di pinggir sungai yang ditempati buaya itu, tiba-tiba ada sesuatu yang mengambang, ia mengira hanyalah sebuah batang pohon, namun dengan cepat ia diterkam dan ditarik tubuhnya ke dalam sungai.

Syukurnya wanita kuat tersebut tidak menyerah, ia berusaha untuk terus berontak hingga akhirnya berhasil lepas dari gigitan buaya. Warga yang menolong Sri langsung membawanya ke Puskesmas terdekat, kemudian ia dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit untuk diberi penanganan lebih intensif yang dimana ada luka gigitan buaya di kaki kirinya.

Baca Juga : KPK Akhirnya Menangkap Oknum ASN Pembakar Dokumen Barang Bukti Penyidikan

“Ini kaki saya masih sakit, semoga tidak ada masalah dan segera sembuh” imbuhnya usai menjalani pemeriksaan rontgen.

Sementara itu Untung Sukardi sebagai Kades Bagendang Tengah mengaku serangan buaya kepada warga desa Bagendang Tengah ini baru pertama kali terjadi di desanya. Yang membuat warga lain jadi takut dan was was karena sebagian warga kami masih beraktivitas di sungai tiap harinya. “Ketika ada kejadian orang diterkam buaya, warga tidak kaget, namun setelah kejadiannya di desa kami, warga mejadi waswas, maka dari itu kami himbau agar warga lebih waspada” tuturnya.

Sungai Sampit yang melintas di desa mereka, bermuara ke sungai Mentaya yang memang menjadi tempat tinggal buaya. Warga lain juga ada yang pernah melihat buaya muncul di sungai seberang desa namun tidak mengira jika akan menyerang manusia. Ujar Bapak Untung.

Waktu lalu, BKSDA sebelumnya pernah mencoba menangkap buaya di daerah tersebut. Lebih berharap BKSDA kembali melakukan tindakan serupa, agar buayanya bisa ditangkap dan direlokasi.