Sambil Nangis, Penjual Es Teh Minta Presiden Prabowo Tolak Pengunduran Diri Gus Miftah

Sunhaji, seorang penjual es teh yang viral, mengajukan permohonan kepada Prabowo Subianto untuk menolak pengunduran diri Gus Miftah.

Sambil Nangis, Penjual Es Teh Minta Presiden Prabowo Tolak Pengunduran Diri Gus Miftah
Sambil Nangis, Penjual Es Teh Minta Presiden Prabowo Tolak Pengunduran Diri Gus Miftah. Gambar : Kolase Instagram/@gusmiftah/Kompas.com/Dok. Egadia Birru

BaperaNews - Sunhaji, seorang penjual es teh yang viral setelah terlibat insiden dengan Gus Miftah, mengajukan permohonan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menolak pengunduran diri Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Permintaan ini disampaikan Sunhaji melalui sebuah video yang tersebar di media sosial.

Dalam video tersebut, Sunhaji menyampaikan bahwa dirinya telah memaafkan Gus Miftah atas komentar yang sempat membuatnya tersinggung.

“Saya Sunhaji, saya menyayangkan keputusan Gus Miftah untuk mundur dari kabinet. Saya sudah memaafkan Gus Miftah. Saya mohon kepada Bapak Prabowo untuk menolak pengunduran diri Gus Miftah,” ujar Sunhaji.

Gus Miftah secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat, (6/12) di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta. 

Dalam pidatonya, Gus Miftah menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melalui perenungan, doa, dan pertimbangan yang mendalam.

“Keputusan ini bukan karena tekanan atau permintaan pihak mana pun, melainkan karena rasa cinta dan tanggung jawab saya kepada Presiden Prabowo Subianto serta masyarakat,” jelas Gus Miftah.

Pengunduran diri ini muncul setelah video ceramahnya yang dianggap menghina Sunhaji viral di media sosial. Meski Gus Miftah telah meminta maaf secara langsung kepada Sunhaji, insiden ini tetap memicu kontroversi dan reaksi publik.

Selain permohonan Sunhaji, dukungan agar Gus Miftah tetap menjabat juga datang dari Aliansi Santri Jalanan di Yogyakarta.

Baca Juga : Gus Miftah Resmi Mengundurkan Diri dari Utusan Khusus Presiden Prabowo

Kelompok ini menggelar aksi bertajuk “Santri Melawan” untuk menolak pengunduran diri Gus Miftah. Aksi tersebut dijadwalkan berlangsung pada Senin, (9/12) di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Dalam selebaran yang dibagikan, gerakan ini menyatakan, “Santri Jalanan Melawan! Menolak keras pengunduran diri Miftah Maulana Habiburrahman dari Utusan Khusus Presiden.”

Menanggapi pengunduran diri tersebut, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan penghormatannya atas langkah yang diambil oleh Gus Miftah.

Dalam keterangan pers di Istana Merdeka pada Jumat, (6/12), Prabowo menyebut keputusan Gus Miftah sebagai tindakan ksatria.

“Beliau sadar bahwa ada kesalahan ucap dan bertanggung jawab atas tindakannya. Kami menghargai keputusan tersebut,” ujar Prabowo.

Ia menambahkan bahwa tindakan Gus Miftah mencerminkan rasa tanggung jawab yang jarang ditemukan di kalangan pejabat publik.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, meminta Presiden Prabowo untuk tidak menerima pengunduran diri Gus Miftah.

Menurut Jazilul, Gus Miftah adalah sosok yang dapat memberikan kontribusi besar kepada masyarakat, khususnya kalangan wong cilik.

“Kami berharap Pak Prabowo tidak menerima pengunduran diri Gus Miftah. Sebagai manusia, kita semua bisa melakukan kesalahan, namun Gus Miftah sudah meminta maaf secara langsung dan tulus,” kata Jazilul.

Jazilul juga menyoroti bahwa insiden ini membawa dampak positif bagi Sunhaji, termasuk rencana Gus Miftah untuk mengadakan pengajian akbar di kediaman Sunhaji.

Meski peristiwa ini sempat menuai perhatian publik, Jazilul menekankan pentingnya mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

“Guyonan seorang kiai saja bisa membawa berkah, apalagi doa dan nasihatnya,” tuturnya.

Dalam setiap ceramahnya, Gus Miftah kerap menjadi daya tarik bagi masyarakat luas, termasuk pedagang kecil yang turut merasakan keberkahan dari acara-acara keagamaan yang diadakannya.

Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya dialog dan saling pengertian dalam menyelesaikan konflik, serta menegaskan perlunya pemimpin yang bertanggung jawab dan mampu belajar dari kesalahan.

Baca Juga : Teteskan Air Mata, Gus Miftah Sampaikan Tak Bisa Penuhi Ekspektasi Prabowo