Remaja di Australia Kolaps Saat Ngevape
Remaja umur 13 tahun mengalami insiden kolaps saat ngevape di Australia. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Seorang ahli kesehatan mengungkap kasus remaja kolaps saat ngevape. Kasus ini dialami oleh seorang remaja umur 13 tahun asal Bannockburn College Australia. Korban pingsan ketika sedang ngevape atau menghirup rokok elektrik di sebuah kamar mandi sekolah.
Korban yang tidak disebutkan identitasnya ini akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Geelong. Beruntung dokter berhasil menangani dan nyawa korban bisa terselamatkan. Kondisi korban ini berangsur membaik dan stabil.
Remaja kolaps saat ngevape ini menurut orang tua korban terjadi karena meniru aksi teman-teman korban dimana ngevape seolah sudah jadi hal umum di kalangan remaja meski juga menjadi bentuk pelanggaran dan masalah di sekolah.
“Anda tidak pernah tahu siapa yang membawanya ke vape. Anak kecil bisa saja membawanya dan ini benar-benar menakutkan. Sama menakutkannya dengan rokok biasa. Anak-anak seharusnya tidak ngevape dan sayangnya hal ini justru terjadi di sekolah” kata orang tua remaja kolaps saat ngevape tersebut, Bianca Estdown pada Jumat (4/8).
Kasus remaja kolaps saat ngevape membuat para ahli medis setempat mendesak para anak remaja agar tinggalkan vape termasuk orang tua agar tidak memakai vape dan mengawasi anaknya lebih baik lagi. Penggunaan vape memang bisa menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh bahkan timbulkan dampak mematikan.
“Vape itu bisa menyebabkan muntah, kebingungan, bahkan kejang seperti yang terjadi pada remaja kolaps saat ngevape tersebut. Kami melihat meningkatnya penggunaan vape berdampak pada kenaikan kasus asma yang serius dan ini sangat fatal untuk anak muda” kata CEO VicHealth Dr Sandro Demaio.
Baca Juga : Vape Dilarang di Thailand dan Singapura, Denda Hingga Rp 114 Juta!
Vape mengandung bahan kimia beracun yang bisa ditemukan di pengencer cat, baterai, bahkan racun tikus. Ada lebih dari 200 bahan kimia berbahaya di vape dan jelas beresiko tinggi karena masuk ke paru-paru.
Dr Sandro Demaio khawatir makin banyak anak remaja yang kecanduan vape karena vape ditawarkan dengan lebih menarik baik sisi kemasan, cara penggunaan, dan rasanya.
“Kami melihat ada 2 kali pemberitahuan bahwa balita minum apa yang terlihat dan berbau seperti sesuatu yang enak. Itu sebabnya vape buruk juga untuk kemampuan ereksi. Vape juga punya banyak bahan kimia lain yang belum kita ketahui” pungkas Dr Sandro Demaio.
Sebuah studi menyebut vape berdampak pada kesehatan seksual, menyebabkan disfungsi ereksi dan berbagai masalah kesehatan lainnya baik itu masalah pernapasan dan sebagainya.
Diharapkan pemerintah Australia bisa atasi masalah peredaran vape di sekolah lebih ketat untuk mencegah kasus serupa terjadi.
Baca Juga : Australia Larang Penggunaan Vape Untuk Rekreasi