Pimpinan Ponpes Cianjur Cabuli Santriwati

Seorang pimpinan Ponpes di Cianjur cabuli santriwati dan mengancam akan dikeluarkan dari Ponpes. Simak selengkapnya!

Pimpinan Ponpes Cianjur Cabuli Santriwati
Pimpinan Ponpes Cianjur Cabuli Santriwati. Gambar: Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Kepala Satreskrim Polres Cianjur Iptu Tono Listianto menyebut masih menyelidiki kasus dugaan pencabulan terhadap santriwati ini dengan memanggil para korban dan saksi untuk dimintai keterangan.

“Kami memanggil korban dan saksi untuk dimintai keterangan. Kami dalami kasusnya karena jumlah korban diduga lebih dari 5 orang. Kasus pelecehan seksual oleh pemimpin Pondok Pesantren kepada santriwati ini masih dalam proses penyelidikan” kata Tono hari Minggu (13/8).

Pihaknya mendapat laporan sejauh ini sudah ada 5 orang korban yang menjadi korban pencabulan oknum Pemimpin Ponpes. Pencabulan dilakukan selama beberapa tahun terakhir.

Topan Nugraha, kuasa hukum para korban menduga sebenarnya korban ada lebih dari 5 santriwati namun masih banyak yang takut untuk melapor.

Baca Juga : Kronologi Pembacokan Dua Pelajar Asal Bogor

“Awalnya kami hanya dapat laporan dari 3 orang, kemudian 4 orang, sekarang 5 orang. Kemungkinan masih bertambah karena korban takut untuk lapor karena pelakunya kan pemilik sekaligus pendiri Ponpes Cianjur itu yang juga memberi ancaman pada korban. Awalnya korban dibujuk akan diobati karena ada penyakit nonmedis dan mereka akan ditransfer ilmu agar kondisi kesehatan tubuhnya lebih baik” terang Topan.

Korban Diancam Diguna-Guna atau Dikeluarkan dari Pondok Pesantren

Namun para korban kemudian dicabuli oleh pelaku bahkan beberapa diantaranya diperkosa. Para korban diancam agar tidak menceritakan pelecehan yang mereka dapat kepada siapapun termasuk pada orang tuanya dengan ancaman akan diguna-guna dan dikeluarkan dari Ponpes.

“Jadi satu korban itu tidak sekali saja dilecehkan. Awalnya pelecehan kemudian berlanjut diperkosa. Dilakukan di ruangan khusus ada yang dilakukan di toilet Ponpes. Ketika diperkosa itu korban seperti dibuat tidak bisa berontak, mau teriak pun tidak bisa. Kami minta pelaku segera ditangkap dan kami akan berikan pendampingan pada korban. Mereka takut lapor karena selama ini mereka trauma diancam pelaku” lanjutnya.

“Salah satu korban ada yang berumur 14 tahun itu sekarang selalu murung. Ketika ditanya orang tuanya dia akhirnya mengaku diperkosa pelaku dan akhirnya pelaku mengadukan kepada kami. Kalau ancaman secara fisik tidak, tapi ancamannya akan diguna-guna atau dikeluarkan dari Ponpes makanya korban takut” pungkas Topan.

Baca Juga : Anak Bunuh Ibu di Depok Gegara Kesal Sering Dimarahi