Perusahaan Brunei Rencanakan Pembangunan Kereta Cepat yang Lintasi IKN dan Malaysia

Perusahaan Brunei Darussalam akan membangun kereta api berkecepatan tinggi pertama di Pulau Kalimantan yang melintasi Malaysia dan IKN. Simak Selengkapnya!

Perusahaan Brunei Rencanakan Pembangunan Kereta Cepat yang Lintasi IKN dan Malaysia
Perusahaan Brunei Rencanakan Pembangunan Kereta Cepat yang Lintasi IKN dan Malaysia. Gambar : Unsplash/usiswantoro

BaperaNews - Perusahaan infrastruktur berbasis di Brunei Darussalam telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun kereta api berkecepatan tinggi pertama di Pulau Kalimantan. 

Proyek ini diharapkan dapat menghubungkan Brunei dengan dua negara tetangga, Malaysia dan Indonesia, termasuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson, menyatakan bahwa perusahaan di Brunei telah membuat kajian dan akan mendanai realisasi pembangunan Trans Borneo Railway. 

Harisson menegaskan dukungan pemerintah daerah untuk mempermudah seluruh proses pelaksanaannya, sejalan dengan rencana pembangunan transportasi multimoda yang terintegrasi di IKN yang termaktub dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) terbaru.

Terkait dengan moda kereta, Harisson menyatakan bahwa jenis kereta dan teknologi yang akan digunakan belum diputuskan secara spesifik, namun mengisyaratkan potensi pengembangan jaringan kereta cepat di Kalimantan melihat perkembangan teknologi dan kebutuhan akan perjalanan masa depan.

Baca Juga : Mulai Mei 2024, Stanford University Bakal Dibangun di IKN

Proyek ini diumumkan oleh Brunergy Utama, perusahaan minyak dan gas yang beralih ke infrastruktur, pada akhir Maret 2024. 

Kereta Api Trans-Borneo direncanakan membentang sepanjang 1.620 kilometer dari sisi barat ke sisi timur Kalimantan, melintasi tiga negara Asia Tenggara. 

Tahap pertama proyek ini akan menghubungkan Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, dengan Kuching dan Kota Kinabalu, ibu kota negara bagian Sarawak dan Sabah di Malaysia, serta Distrik Tutong di Brunei dan wilayah barat di pantai utara Kalimantan.

Tahap kedua akan melanjutkan proyek ke arah selatan, menghubungkan Tutong dengan Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, termasuk Samarinda dan Balikpapan, yang diusulkan akan menjadi ibu kota Indonesia di masa depan, Nusantara. 

Rencananya, akan ada empat terminal yang berfungsi sebagai jaringan utama kereta berkecepatan tinggi bersama dengan total 24 stasiun.

Brunergy Utama merencanakan kereta api cepat ini akan melaju dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam, dengan perkiraan biaya sekitar 70 miliar dollar AS. 

Proyek ini merupakan bagian dari program Trans Borneo Railway yang sebelumnya telah disepakati dalam forum kerja sama ekonomi subregional BIMP EAGA.

Baca Juga : Penduduk IKN Dibatasi 2 Juta Jiwa, Kepala Otorita: Biar Warganya Bahagia