Permukiman di Dekat IKN Terendam Banjir, 1,5 Hektar Sawah Milik Warga Terendam!
Bencana banjir terjadi di Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Wilayah tersebut ialah wilayah yang nantinya akan menjadi Ibu Kota Negara Baru Nusantara.
BaperaNews - Banjir terjadi di Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Jumat (17/3). Wilayah tersebut ialah wilayah yang nantinya akan menjadi Ibu Kota Negara Baru Nusantara.
Jalan, sawah, hingga pemukiman warga di lokasi tersebut telah tergenang air sejak pagi hari, warga mengaku banjir di IKN ini ialah yang terparah sejak tahun 2019. Banjir melanda wilayah sekitar IKN ini mengepung perumahan warga hingga 3 RT.
Pada Jumat (17/3) pukul 16.00 WITA, banjir di IKN juga telah menggenang dengan ketinggian 40 cm dengan air berwarna coklat. Akibat banjir di IKN, warga yang melintas harus menumpang mobil, menyeberangan dengan berpegangan pada tali, atau terpaksa melewati dan menerobos air.
Sawah 1,5 hektar milik warga juga terendam air. Salah seorang warga setempat bernama Jamal (37) menyebut 5000 meter sawahnya terendam banjir, padahal padinya sudah menguning dan siap dipanen. Ia menjelaskan memang di kawasan tersebut sering banjir, biasanya air bisa surut dalam waktu 2-3 jam, namun kali ini lama surutnya.
“Banjir di IKN ini yang parah, lebih parah dari banjir tahun 2019 lalu, ini sejak pagi air tinggi” ujar Jamal. Air terus naik sejak jam 7 pagi padahal sejak Jumat pagi hujan tidak turun.
Baca Juga : Jokowi Prediksi IKN Selesai Dalam 10-15 Tahun
Warga menduga banjir terjadi karena aliran air yang deras di hulu Sungai Sepaku yang melintasi desa mereka. Di sisi lain, saat ini pemerintah juga sedang membangun Proyek Intake Sepaku yang akan menjadi penyuplai air untuk IKN Nusantara, lokasi proyeknya bersebelahan dengan sawah milik warga.
Jamal tidak tau apa proyek tersebut yang membuat banjir di desanya main parah, menurutnya, pemerintah memang sudah punya rencana untuk normalisasi Sungai Sepaku untuk mencegah banjir. Namun proyek belum dijalankan karena masih terkendala kesepakatan dengan warga.
Warga lain bernama Pandi (50) mengungkap memang ada tuntutan kepada pemerintah tentang pembebasan lahan untuk proyek pengendali banjir, ada beberapa warga yang menolak untuk relokasi, warga juga tidak ingin ada makam dan situs leluhur mereka dirusak.
“Sekarang proyeknya belum jalan, pemerintah dan warga mau ketemu dulu untuk berunding” ungkap Pandi.
Sementara Kepala Kepolisian Sektor Sepaku Ajun Komisaris Kasiyono mengungkap pihaknya telah menerjunkan puluhan perahu karet dan mobil untuk membantu warga yang terdampak banjir, agar warga bisa melewati jalan yang tergenang.
Polisi bekerjasama dengan BPBD Penajam Paser Utara untuk evakuasi warga jika memang dibutuhkan. “Wilayah yang tergenang 10 hektar, sebagian besar yang terendam ailah sawah, jalan, dan tiga rumah warga itu airnya sampai masuk ke rumah” pungkas Kasiyono.
Sekretaris Otorita IKN, Achmad Jaka Santos Adiwijaya mengatakan pemerintah akan segera melakukan proyek pengendalian banjir di IKN.
"Pemerintah sebenarnya berencana melakukan normalisasi Sungai Sepaku untuk pengendalian banjir. Namun, proyek itu terhambat lantaran belum ada kesepakatan dengan warga pemilik lahan." ujarnya, Senin (20/3).
Baca Juga : Enggan Digusur, Ini Daftar Tuntutan Warga Adat Balik Terhadap Proyek IKN!