Panji Gumilang Ungkap Asal Aliran Dana Operasional Al Zaytun
Panji Gumilang mengungkap asal dana operasional Ponpes Al Zaytun di Indramayu. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Panji Gumilang mengungkap asal dana operasional Al Zaytun yang berada di Indramayu, Jawa Barat. Ia menyebut sumber dana operasional Al Zaytun dari sumbangan banyak pihak.
“Bersama banyak kawan” kata Panji hari Selasa (27/6).
Namun Panji enggan membahas siapa saja yang telah menjadi donatur dana operasional Al Zaytun, ia hanya mengatakan eksistensi ini terus dijaga selama 25 tahun terakhir dengan berbagai terobosan ekonomi. Untuk beli beras misalnya, ia menyampaikan dalam 1 tahun bisa menghasilkan beras 3 kali lebih banyak dari jumlah beras yang dibutuhkan internal Al Zaytun.
“Satu kami makan, dua kami jual, yang beli anggota koperasi, umum, dan pasar” lanjutnya.
Panji juga menargetkan jumlah santri baru yang masuk per tahunnya ialah 750 orang, dana operasional Al Zaytun juga berasal dari penerimaan santri baru tersebut.
“Dana yang harus masuk dari santri baru itu 3.500 dolar AS, dibayarnya di depan, walau uang ini tidak bisa untuk mencukupi setahun. Tapi kami, pengusaha ini berdikari dan pintar atur uang. Kalau usaha kan harus ada untung. Dari sini saja sudah Rp 39 Miliar, kemudian ada juga dana BOS dari negara” terangnya.
Baca Juga : Pencairan Dana ke Seller Tertunda, Pihak Tiktok Shop Dibanjiri Keluhan
Ponpes Al Zaytun memang mendapat dana BOS dari negara dalam jumlah besar karena jumlah santrinya yang juga besar mencapai 5 ribu orang. Per tahun, mendapat BOS sebesar Rp 4 Miliar.
“Kami sudah terima Rp 55 Miliar selama 15 tahun ini, kalau kami tidak pandai, cuma andalkan BOS trus, kami bangkrut, padahal keperluan setahun hamper Rp 120 Miliar” bebernya.
Dana BOS Rp 4 Miliar dan dana penerimaan santri baru Rp 39 Miliar per tahun ia tegaskan tidak akan cukup untuk menutup semua biaya operasional Ponpes, maka ia mencari terobosan ekonomi untuk mendapat dana tambahan.
“Itulah ekonomi ya, mencari iklan, menanam padi, dan lainnya. Kalau orang menghitung memang kecil, jangankan nanam sehektar, kalau memberi dana untuk Pendidikan, nanam 800 ha, kalau ada gagalnya, separuh dapat.
Bung Karno dulu berkata kalau kita sudah merdeka jangan panggil investor asing untuk tanam modal di tanah kita, lebih baik berhutang dan bayar, asyik, kita mandiri. Saya pegang itu, saya pegang, jadi mazhab bukan agama, tapi cara Bung Karno” pungkas Panji.
Baca Juga : DPD RI Siapkan Dana Rp 18 M Untuk Renovasi Toilet dan Ruang Kerja