OpenAI Bakal Bikin Alat Penjiplak Suara 'Voice Engine'
Perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) terkemuka, OpenAI mengumumkan pengembangan terbarunya, yaitu "Voice Engine". Simak Selengkapnya!
BaperaNews - Perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) terkemuka, OpenAI, baru-baru ini mengumumkan pengembangan terbarunya, yaitu "Voice Engine".
Teknologi ini mampu menjiplak atau menirukan suara hanya dari contoh rekaman audio selama 15 detik. Voice Engine diciptakan untuk menghasilkan suara yang terdengar alami dan mirip dengan suara asli si pembicara, serta mampu menyampaikan teks dengan ekspresi emosional yang realistis.
Menurut OpenAI, Voice Engine memiliki beragam aplikasi yang luas, mulai dari membantu membaca, menerjemahkan konten, hingga membantu orang yang tidak bisa berbicara dan pasien medis yang kehilangan suaranya.
Beberapa mitra OpenAI bahkan sudah diberikan akses untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam aplikasi dan produk mereka masing-masing.
Salah satu contoh penggunaan Voice Engine adalah oleh perusahaan teknologi pendidikan Age of Learning, yang menggunakan teknologi ini untuk menghasilkan suara berdasarkan teks.
Selain itu, aplikasi "AI visual storytelling" bernama HeyGen juga memungkinkan pengguna untuk menghasilkan terjemahan suara dari konten yang telah direkam dengan tetap mempertahankan aksen dan suara asli pembicara.
Baca Juga : Elon Musk Gugat OpenAI Gegara Khianati Misi Pendirian
Meskipun demikian, OpenAI tidak akan merilis Voice Engine ke publik dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh kehati-hatian perusahaan dalam mengantisipasi potensi penyalahgunaan teknologi ini.
OpenAI berharap dengan menampilkan pratinjau Voice Engine di situs resminya, masyarakat dapat melihat potensi dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan dari model AI generatif yang semakin canggih.
Sebelumnya, penyalahgunaan teknologi alat penjiplak suara pernah terjadi dengan tool bernama AI Robocall yang meniru suara Presiden AS Joe Biden untuk tujuan politis.
Untuk mengurangi risiko serupa, Voice Engine akan dilengkapi dengan watermark untuk melacak asal audio, melarang peniruan tanpa izin, dan memberikan informasi bahwa suara yang didengar adalah hasil dari AI.
OpenAI juga akan mensyaratkan izin eksplisit dari pembicara asli dan melarang pengembang menciptakan metode bagi pengguna individu untuk membuat suara mereka sendiri.
Dalam upayanya menghadapi perkembangan teknologi AI yang semakin maju, OpenAI mengimbau pihak-pihak terkait untuk menghentikan autentikasi berbasis suara sebagai langkah keamanan untuk mengakses informasi sensitif, menjelajahi kebijakan untuk melindungi penggunaan suara individu dalam AI, mengedukasi masyarakat tentang kemampuan dan keterbatasan teknologi AI, serta mempercepat pengembangan teknik untuk melacak asal konten audiovisual.
OpenAI juga berkomitmen untuk terus terlibat dalam percakapan dengan berbagai pihak, termasuk pembuat kebijakan, peneliti, pengembang, dan industri kreatif, guna memahami dan mengatasi tantangan serta peluang yang dihadirkan oleh suara sintetis (synthetic voices) ini.
Baca Juga : Telegram Luncurkan Akun Bisnis Ingin Saingi WhatsApp