Negara Maju Kembali ke Teks Cetak, Tulis Tangan, dan Kurangi Perangkat Elektronik
Negara-negara maju seperti Swedia kini lebih memprioritaskan pembelajaran dengan buku teks cetak dan membiasakan siswa untuk menulis tangan. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Sistem pembelajaran digital di dunia pendidikan mulai banyak dilakukan dengan tujuan kemudahan maupun kecepatan.
Namun, kini sejumlah negara maju mulai beralih kembali ke teks cetak dengan membiasakan tulis tangan pada peserta didik alih-alih memakai e-book atau pengerjaan tugas dengan komputer dan laptop.
Pilihan ini bukan tanpa alasan, sejumlah penelitian di negara maju menunjukkan membiasakan tulis tangan atau belajar secara tradisional berdampak lebih baik untuk peserta didik.
Menulis membuat siswa merasakan dan mengerti langsung apa yang ia buat yang kemudian lebih mudah tertanam di otaknya dibandingkan dengan mengetik.
Di negara maju seperti Swedia misalnya, guru-guru telah mendorong kembali pemakaian buku teks cetak, bukan e-book dan membatasi pembelajaran digital dengan perangkat elektronik.
Hal ini dilakukan sejak pendidikan anak usia dini (PAUD) atau TK. Mengenalkan elektronik sejak usia dini diyakini bisa turunkan keterampilan dasar termasuk di dunia pendidikan.
Swedia sebelumnya memperkenalkan pembelajaran digital kepada siswa PAUD dengan alat seperti tablet. Dampaknya, anak-anak kemudian terbiasa bermain gim dan hanya melihat tablet di sepanjang hari mereka.
Baca Juga : Beasiswa Pendidikan Pemimpin Indonesia 2023, Buka untuk SMA hingga S3
Melihat perangkat elektronik berlebihan jelas tidak baik meski itu bertujuan untuk pembelajaran atau pendidikan. Kemudian pada peserta didik jenjang lebih tinggi, banyak yang terbiasa mengerjakan tugas dengan bantuan internet.
Berselancar di berbagai situs untuk kumpulkan informasi. Hal ini pada akhirnya diyakini membuat peserta didik kurang kreatif dan minim kemampuan motorik.
“Siswa di Swedia harus mulai lebih banyak membaca buku pelajaran di teks cetak. Buku fisik penting untuk pembelajaran” kata Menteri Pendidikan Swedia Lotta Edholm (11/9).
Lotta pun menghentikan pembelajaran digital atau pemakaian alat elektronik di dunia pendidikan negara tersebut dan hal ini mulai berlaku untuk pendidikan siswa 6 tahun ke bawah tahun 2023-2024.
Guru juga diminta biasakan tulis tangan kepada pada muridnya, membiasakan membaca buku di perpustakaan, dan mengurangi pemakaian internet atau gawai.
“Kami terbuai dengan konsep digitalisasi. Sekarang sudah jelas pengenalan digitalisasi kepada anak harus terukur” pungkas Lotta.
Swedia meyakini pendidikan harus kembali fokus dengan buku teks cetak dan keahlian guru dibanding harus mendapat sumber dari internet yang tersedia bebas padahal belum bisa dipastikan keakuratan atau kebenarannya.
Teknologi memang bagus untuk mempermudah kegiatan manusia. Namun manusia juga harus bisa berkembang lebih baik, tidak dikalahkan oleh teknologi yang ada. Manusia yang mengontrol dan mengendalikan teknologi, bukan sebaliknya.
Baca Juga : 5 Daftar Beasiswa September 2023, Ada SMA dan S1