NASA Belum Tahu Cara Mengembalikan 2 Astronot yang Terjebak di Orbit
NASA masih mencari solusi untuk mengembalikan dua astronot dari ISS setelah terjebak di orbit karena Starliner mengalami kerusakan.
BaperaNews - NASA masih belum memutuskan cara terbaik untuk mengembalikan dua astronot terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah pesawat ruang angkasa Starliner mengalami kerusakan.
Barry "Butch" Wilmore dan Sunita "Suni" Williams lepas landas menuju ISS pada 5 Juni 2024 sebagai bagian dari penerbangan berawak pertama pesawat Starliner buatan Boeing.
Seharusnya, misi ini berlangsung selama delapan hari, namun mereka terjebak di ISS setelah pendorong Starliner tidak berfungsi dengan baik.
Pada konferensi pers yang diadakan pada akhir pekan ini, NASA mengungkapkan bahwa mereka masih menganalisis data terkait masalah pendorong yang menyebabkan ketidakberfungsian.
Pendorong ini penting untuk menahan kapsul pada posisi yang tepat saat turun dari orbit. Ken Bowersox, Administrator Asosiasi Direktorat Misi Operasi Luar Angkasa NASA, menyatakan bahwa keputusan harus diambil pada minggu terakhir bulan Agustus 2024, atau bahkan lebih cepat.
Kepala Keselamatan NASA, Russ DeLoach, menyebutkan bahwa saat ini tidak ada cukup data untuk membuat keputusan yang pasti mengenai solusi terbaik. NASA harus mempertimbangkan apakah akan menggunakan Starliner yang mengalami masalah atau memanfaatkan pesawat luar angkasa dari SpaceX yang dimiliki Elon Musk.
Jika NASA memilih opsi SpaceX, mereka mungkin akan meluncurkan misi Crew-9 yang dijadwalkan ke ISS pada 24 September 2024 dengan hanya dua astronot, bukan empat seperti biasanya.
Dengan cara ini, kapsul Crew Dragon milik SpaceX dapat digunakan untuk membawa Wilmore dan Williams kembali ke Bumi pada Februari 2025.
Baca Juga: Terjebak diLuar Angkasa, Astronaut NASA Diperkirakan Baru Bisa Pulang Tahun 2025
Boeing mengklaim bahwa Starliner masih mampu membawa para astronot pulang dengan selamat. Joe Acaba, Kepala Astronot NASA, mengonfirmasi bahwa Wilmore dan Williams telah mempersiapkan diri untuk misi ini dan menyadari potensi risikonya.
“Penerbangan antariksa manusia pada dasarnya berisiko, dan sebagai astronot, kami menerimanya sebagai bagian dari pekerjaan,” kata Acaba.
Wilmore, yang menjabat sebagai komandan misi, telah menghabiskan 178 hari di luar angkasa sebelum misi Boeing, sementara Williams, yang bertindak sebagai pilot, telah menghabiskan 322 hari di luar angkasa.
Saat ini, terdapat kapsul SpaceX berkapasitas empat kursi yang berlabuh di ISS, namun ada juga empat astronot lain yang sedang berada di stasiun luar angkasa selain Wilmore dan Williams.
Boeing dan SpaceX masing-masing mendapatkan kontrak bernilai miliaran dolar pada tahun 2014 untuk membawa astronot NASA ke ISS setelah program pesawat ulang alik berakhir pada tahun 2011.
SpaceX telah sukses melakukan uji coba berawak pertamanya pada tahun 2020 dan telah membawa puluhan astronot sejak saat itu.
Baca Juga: NASA Buka Suara Soal Matahari yang Terbit dari Barat