Profil Koes Plus, Grup Musik Legendaris yang Karya-karyanya Masih Eksis hingga Sekarang

Koes Plus adalah grup musik legendaris yang memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan musik pop di Tanah Air.

Profil Koes Plus, Grup Musik Legendaris yang Karya-karyanya Masih Eksis hingga Sekarang
Koes Plus. Gambar : Instagram/@koesplus.indonesia

BaperaNews - Koes Plus adalah grup musik legendaris asal Indonesia yang memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan musik pop di Tanah Air.

Dibentuk pada tahun 1968, Koes Plus berhasil dikenal luas berkat karya-karya legendarisnya seperti Kolam SusuBujangan, dan Diana yang masih didengarkan hingga kini.

Melalui berbagai genre musik yang mereka sajikan, Koes Plus berhasil menembus batas generasi dan menjadi inspirasi bagi banyak musisi Indonesia.

Baca Juga: Profil The Mercy's, Band Blues Rock yang legend di Era 70-an

Profil Koes Plus

  • Nama Lengkap Grup: Koes Plus
  • Awal Berdiri: 27 Agustus 1969
  • Tahun Aktif: 1969-2018
  • Asal Kota: Tuban, Jawa Timur
  • Jumlah Album: 72 album dengan lebih dari 750 lagu
  • Genre Musik: Pop, dangdut, keroncong, rock, country, blues

Awalnya Bernama Koes Bersaudara

Koes Plus berawal dari grup Koes Bersaudara, yang dibentuk oleh kakak-adik keluarga Koeswoyo pada 1960-an. 

Koes Bersaudara dikenal membawakan lagu-lagu Barat yang sedang populer saat itu.

Formasi awal grup ini terdiri dari Tonny, Yon, Yok, Nomo, dan John Koeswoyo. Namun, perjalanan Koes Bersaudara tidak selalu mulus.

Pada tahun 1965, mereka dipenjara karena memainkan musik Barat yang dianggap melanggar aturan pada masa Presiden Soekarno.

Di balik jeruji besi, mereka menciptakan lagu seperti Di Dalam Bui dan Jadikan Aku Dombamu.

Ganti Nama jadi Koes Plus 

Setelah dibebaskan, Koes Bersaudara terus aktif hingga tahun 1968. Namun pada 1969, Nomo Koeswoyo memutuskan keluar karena terjadi perselisihan dengan Tonny.

Alhasil, Tonny pun berusaha mencari pengganti Nomo sampai akhirnya ia menemukan Kasmurry atau Murry, pemain drum dari band Patas Surabaya.

Namun, kehadiran Murry yang bukan berasal dari keluarga membuat Yok kecewa dan memilih keluar dari Koes Bersaudara.

Tonny lagi-lagi merekrut orang baru yaitu Adji Kartono atau Totok Adji Rachman sebagai pemain bass.

Dari sinilah nama Koes Bersaudara diubah menjadi Koes Plus, yang digadang-gadang terinspirasi dari merk obat APC Plus. 

Baca Juga: Profil Obbie Messakh Pencipta Lagu 'Kisah Kasih di Sekolah' yang Karyanya Pernah Dibilang Terlalu Cengeng

Capai Puncak Kejayaan pada 1970-an

Pada era 1970-an, Koes Plus mencapai puncak kejayaan. Lagu-lagu mereka seperti Kolam SusuBujanganMari-Mari, dan Lagu Nusantara menjadi hits yang tak lekang oleh waktu.

Mereka juga dikenal berani bereksperimen dengan berbagai genre musik, termasuk dangdut, keroncong, bahkan rock.  .

Produktivitas mereka sangat luar biasa, dengan lebih dari 10 album dirilis setiap tahun.

Prestasi ini mengukuhkan posisi mereka di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai grup dengan lagu terbanyak.

Selain itu, Koes Plus juga menginspirasi banyak grup musik Indonesia seperti Panbers, D'Lloyd, dan Mercy's.

Banyak yang Meremehkan Karya Koes Plus

Pada masa kejayaannya, tak sedikit pihak yang menganggap remeh karya-karya Koes Plus.

Bahkan, banyak julukan buruk yang disematkan ke grup ini, seperti "lagu kacang goreng". 

Tapi Koes Plus berhasil menepis stigma-stigma buruk yang diberikan orang padanya. 

Terbukti, karya Koes Plus banyak didengar di mana-mana, dan nyaris tak ada satu pun orang yang tak kenal band ini kala itu. 

Mulai Meredup pada Akhir 1970-an

Popularitas Koes Plus mulai menurun pada akhir 1970-an, seiring munculnya genre baru seperti pop kreatif dan jazz. 

Tonny, Yon, Yok, dan Nomo sempat membentuk kembali grup Koes Bersaudara pada 1977 dan sempat berhasil eksis lagi berkat lagu Kembali. 

Namun, popularitas ini hanya sebentar, tak seperti Koes Plus sebelumnya. 

Selama era 1980-an  ini, Tonny dan ketiga saudaranya beberapa kali membentuk ulang Koes Bersaudara, namun tak berhasil eksis seperti awal.

Sampai akhirnya Tonny Koeswoyo selaku pentolan grup meninggal dunia pada Maret 1987.