Ketua IDI Ingin Penelitian Rempah di Indonesia Semakin Banyak, Berpotensi Jadi Obat

Ketua Ikatan Dokter Indonesia ingin penelitian rempah di Indonesia semakin dikembangkan Karena Potensi obat dari rempah begitu besar, Terlebih bahan baku obat saat ini masih Impor.

Ketua IDI Ingin Penelitian Rempah di Indonesia Semakin Banyak, Berpotensi Jadi Obat
Ilustrasi Rempah-rempah. Gambar : Pixabay / mattyphotographyy

BaperaNews - Banyaknya rempah di Indonesia, membuka peluang Indonesia untuk bisa mengembangkan obat sendiri. Namun hingga kini, sebagian besar bahan baku obat yang digunakan adalah berasal dari bahan baku obat impor.

Jika dilihat dari data dan fakta yang ada, setidaknya hampir 100 persen bahan baku obat yang digunakan di Indonesia adalah hasil impor. Ini juga dibenarkan oleh dr. Daeng M. Faqih, S.H.

“Dari data yang ada, persentasenya masih sangat kecil untuk pengembangan obat di Indonesia. Jujur saja, setidaknya mendekati 100 % bahan baku obat yang masuk ke Indonesia adalah bahan baku obat yang didapatkan dari impor luar negeri. Fakta yang sangat menyedihkan. Negara besar dengan banyak kekayaan alam ini ternyata masih bergantung pada bahan baku yang diperoleh dari impor,” kata dr. Daeng M. Faqih, S.H. saat sedang melakukan webinar Hari Rempah Nasional dan PDB POTJI yang dilakukan pada hari Minggu, 21 November 2021.

Menurut penjelasan dari dr. Daeng M. Faqih, S.H., bangsa Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa dalam hal pengembangan obat herbal khususnya untuk dunia kesehatan. Rempah bisa diolah menjadi berbagai ramuan jamu herbal maupun obat – obatan yang diproduksi dalam bentuk fitofarmaka. Hambatan dalam proses pembuatan obat di Indonesia tidak hanya ketersediaan bahan bakunya saja, tetapi juga intermediate yang belum dimiliki.

“Jika bahan bakunya saja masih minim, belum lagi kondisi ketersediaan intermediate yang belum ada, merupakan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk mulai mendorong kembali kejayaan rempah – rempah. Kemudian penelitian besar – besaran juga bisa diadakan dalam rangka memanfaatkan rempah – rempah yang menjadi salah satu sumber kekayaan bangsa ini,” tambah dr. Daeng M. Faqih, S.H.

Kini, dr. Daeng M. Faqih, S.H tengah gencar mendorong Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia beserta jajaran Kemenristek dikti dan juga IDI agar segera memanfaatkan rempah – rempah sebagai bahan penelitian untuk menghasilkan bahan baku obat secara mandiri.

Ia pun juga menjelaskan bahwa keberadaan rempah sangat disayangkan jika hanya dimanfaatkan sebagai kebutuhan bidang kuliner saja. Peluang untuk pengembangan bahan baku obat pun sangat terbuka lebar.