Heboh Fenomena Adopsi Spirit Doll Dikalangan Selebriti, Begini Tanggapan Dari Psikiater!
Akhir-akhir ini warganet dibikin heboh tentang fenomena adopsi spirit doll atau boneka arwah yang banyak dilakukan oleh beberapa kalangan Selebriti. Simak pandangan psikiater terkait fenomena ini!
BaperaNews - Akhir-akhir ini masyarakat banyak membahas terkait fenomena spirit doll atau boneka arwah yang diadopsi oleh beberapa selebriti. Para selebriti pun kini kian banyak yang merawatnya dan mengaku memperlakukan spirit doll atau boneka arwah layaknya anak sendiri. Mereka pun juga mulai memamerkannya kepada publik melalui media sosial.
Tetapi, tak jarang sebagian masyarakat menilai bahwa seseorang yang adopsi spirit doll atau boneka arwah memiliki gangguan jiwa. Sebab para pemilih spirit doll atau boneka arwah memperlakukan boneka mereka layaknya anak atau bayi manusia.
Salah satunya adalah Ivan Gunawan yang dengan tegas mengatakan bahwa spirit doll yang diadopsi olehnya tersebut bukanlah boneka arwah, melainkan bayi.
Lalu bagaimana pandangan psikiater terkait fenomena adopsi spirit doll ini?
dr Andri,SpKJ, FAPM yang merupakan psikiater dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera menyampaikan bahwa ketika ada seseorang yang memberikan sesuatu atau merawat spirit doll atau boneka arwah. Namun, ia tetap yakin bahwa itu hanya boneka saja ya tidak kita sebut sebagai delusi atau waham.
Namun dr Andri menyampaikan bahwa jika orang tersebut meyakini dan memutuskan untuk adopsi spirit doll atau boneka arwah yang dimiliki punya kekuatan atau bisa memberikan kekuatan atau melakukan apapun di luar nalar manusia, itu dapat disebut ide-ide mirip waham. Orang yang mengalami kondisi seperti ini perlu diperiksakan ke dokter kejiwaan.
"Misalnya bisa melakukan apapun terhadap keadaan atau keinginan dia dan itu tidak sebenarnya terjadi, maka itu bisa saja disebut sebagai ide-ide mirip waham dan perlu diperiksakan ke dokter jiwa. Untuk mengetahui apakah memang benar sudah masuk ke arah gangguan kejiwaan atau bukan," ujarnya.
Meski demikian, dr Andri yang merupakan seorang psikiater menegaskan bahwa tidak bisa serta merta memberikan penilaian bahwa orang yang merawat spirit doll atau boneka arwah tersebut memiliki gangguan kejiwaan. Dibutuhkan pemeriksaan yang lebih detail dan sangat hati-hati untuk mengetahuinya.
dr Andri yang merupakan ahli psikiater juga mengingatkan untuk tidak sembarangan menggunakan istilah halu untuk menilai suatu kondisi. Sebab, istilah halusinasi dan istilah halu yang sering digunakan oleh masyarakat memiliki arti yang berbeda.
"Jadi, kita memang tidak serta merta memberikan penilaian seperti itu kepada orang yang tidak kita periksa, jadi memang harus hati-hati. Apalagi masalah penggunaan istilah halu yang dikaitkan. Makanya, seringkali saya sebutkan juga kalau istilah halusinasi itu berbeda dengan istilah halu yang dikaitkan dengan teman-teman yang suka ngomong di media sosial seperti itu," jelasnya.
Feneomena adopsi spirit doll ini sudah seperti menjadi tren terutama dikalangan publik figure dimana mereka memamerkan spirit doll yang mereka adopsi dan memperlakukannya seolah-olah seperti anak pada umumnya dengan adanya penjelasan dari psikiater mengenai fenomena adopsi spirit doll ini semoga dapat mengubah sudut pandang masyarakat terhadap orang-orang yang memilih untuk adopsi spirit doll ini.