Harga Pertalite Terancam Naik, Pengemudi Ojek Online Resah Pendapatan Merosot
Pengemudi ojek online takut pendapatan merosot jika rencana harga pertalite benar-benar resmi dinaikkan oleh pemerintah.
BaperaNews - Garda Indonesia yang merupakan asosiasi pengemudi ojek online memberikan respons terkait dengan adanya rencana kenaikan harga pertalite yang akan dilakukan pada minggu depan. Pengemudi ojek online bahkan mengajukan permintaan agar bisa diberi harga khusus jika pihak pemerintah benar – benar merealisasikan rencana kebijakan tersebut.
Igun Wicaksono (Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Daring Garda Indonesia) mengungkapkan bahwa adanya rencana harga pertalite ingin naik membuat resah banyak pihak termasuk bagi para mitra pengemudi ojek online. Karena sampai saat ini mereka masing mengandalkan penggunaan BBM bersubsidi pertalite.
“Kondisi ini jelas – jelas membuat banyak pihak menjadi resah dan gelisah terutama para pengemudi ojek online. Karena sebagian besar pengemudi ojek online pasti menggunakan pertalite yang mendapat subsidi dari pemerintah, kecuali para pengemudi ojek online yang menggunakan motor listrik itu beda cerita,” kata Igun Wicaksono kepada tim media pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Dia juga menjelaskan secara rinci terkait biaya operasional para pengemudi ojek online yang mana sebanyak 30 persen hingga 40 persen dari pendapatannya digunakan untuk membeli BBM. Untuk itu, jika kenaikan harga pertalite benar – benar terjadi, pendapatan dari para pengemudi ojek online pun akan semakin merosot.
Baca Juga : Jokowi Minggu Depan Umumkan Kenaikan Pertalite, Lembaga Riset Ekonomi Peringatkan Pemerintah!
“Jika ada kenaikan harga BBM kembali, pendapatan para pengemudi ojek online akan kian menurun. Nominalnya pun sangat bergantung pada angka kenaikannya nanti,” kata Igun Wicaksono lebih lanjut.
Ia mengajukan saran kepada pemerintah untuk memberikan pengecualian bagi para pengemudi ojek online yang mana mendapatkan harga lama. Jika dibandingkan dengan total kendaraan, jumlah pengemudi ojek online lebih sedikit.
“Kami dari pihak asosiasi ojek online garda Indonesia mengajukan permintaan khusus kepada pemerintah jika saja pertalite dinaikkan agar harga para pengemudi ojek online mendapat pengecualian,” ungkap Igun Wicaksono.
“Jadi setidaknya ada perlakuan khusus untuk kami para mitra ojol,” tuturnya.
Meskipun pengenaan tarif pada ojek online sudah dinaikkan sampai 15 perse per km, menurut Igun Wicaksono kondisi tersebut tidak bisa membuat para pengemudi ojek online bisa tidur nyenyak pada saat nanti harga pertalite benar – benar resmi naik.
Telebih kenaikan tarif pada layanan ojek online hanya diterapkan untuk kawasan Jabodetabek saja. Sedangkan lebih dari 500 ribu pengemudi ojek online yang berada di luar Jabodetabek tak bisa menikmati adanya kenaikan tarif tersebut.