Fahd A Rafiq: Sejak Dulu Ekonomi Dan Militer Itu Saling Melengkapi

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengatakan bahwa sejak dahulu ekonomi dan militer itu saling melengkapi.

Fahd A Rafiq: Sejak Dulu Ekonomi Dan  Militer Itu Saling Melengkapi
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengatakan bahwa sejak dahulu ekonomi dan militer itu saling melengkapi. Gambar : Unsplash.com/Dok. Simon Infanger

BaperaNews - Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) mengkolonisasi Indonesia diawali dengan perdagangan, lalu membawa militer sebagai backup pengamanan. Penjajahan Inggris ke India juga misi awalnya adalah perdagangan, kemudian diikuti militer occupation (penaklukan secara militer). Jadi, tidak mungkin membangun sebuah ekonomi tanpa dibackup dengan pertahanan dan keamanan. 

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq menjelaskan bahwa pasca perang dunia II, negara seperti Iraq, Libya, Korea Utara, dan Iran membangun pertahanan militer begitu kuat sehingga sangat sulit negara tersebut di taklukan oleh Amerika. 

“Yang jadi pertanyaan mengapa mereka ditaklukan? kita akan bahas di kemudian hari. Namun, sekarang faktanya adalah Iraq dan Libya rata dan dengan tanah dan Iran kini sedang ditarget,” ucap Fahd A Rafiq. 

Beberapa waktu lalu, Qatar main mata dengan Rusia dan langsung digebrak oleh Amerika, sehingga Qatar terpaksa membeli jet fighternya senilai 100 billion dollar. Selain itu, Turki juga juga ditampar Amerika dengan kudeta, namun Turki diselamatkan oleh Vladimir Putin dari kudeta tersebut. Sebab, Rusia saat ini menjadi pelindung Turki. 

Perlu diketahui, Syria sempat dihujani 100 peluru kendali Exocet dari kapal induk Amerika, tetapi hanya beberapa persen saja yang masuk, sisanya telah diblokir dengan Umbrella roket dari Rusia. Semuanya di counter bloknya di udara oleh Rusia. Diketahui, Rusia memang sangat kuat terkait pertahanan militernya. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Sarankan Pemerintah Manfaatkan Flare Gas Untuk Tambah APBN

Amerika pernah menyerang Suriah, namun hanya bertahan selama 1 hari dan Amerika memilih mundur. Amerika kalah di Suriah, sedangkan Rusia menjadi pemenangnya. Di sisi dunia lain, China menekan Nepal, China berperang dengan India di Kashmir.

Kemudian, China menekan Myanmar, semua itu dilakukan dengan militer pertahanan. Sebab, mereka semua adalah rumah, China, Taiwan dan semua negara yang nempel perbatasan dengan Tiongkok akan ditekan oleh Xi Jinping. 

“Karena, bagi China penting untuk menjaga border darat tersebut, secara kalkulasi untuk urusan military domination, Amerika masin no 1 di dunia. Amerika anggarannya adalah 1.000 billion dollar per tahun, sementara kalau dibandingkan dengan Indonesia hanya 109 triliun dollar atau tidak sampai 1% nya anggaran militer Amerika,” imbuh Fahd A Rafiq

Diketahui, military industri di negeri Paman Sam adalah penyumbang devisa ke Amerika sebesar 25%. Oleh karena itu, hal tersebut sangat penting untuk Amerika karena menghasilkan sebuah devisa untuk negara. 

Kemudian ada juga Trade domination, tanpa diragukan lagi Tiongkok adalah pemenangnya. Sebelumnya, Amerika adalah pemenang atau pengendali trade domination dunia selama 70 tahun, namun sejak 10 tahun terakhir Amerika disusul oleh China, dan China sekarang menguasai perdagangan dunia. 

Produsen barang saat ini sudah buatan China semua, hampir 70% consumer goods adalah buatan China. Namun, food di China belum bisa mengalahkan Amerika, sebab China sendiri masih terlalu banyak mouth feednya (mulut yang harus dikasih makan).

“Coba bayangkan, Amerika saja kalah dalam trade domination dengan China apalagi Indonesia,” pungkas Fahd A Rafiq. 

“Jika boleh bertanya, kementerian perdagangan punya trade policy gas? punya trade strategi diplomasi ga? kalau gak paham ya Indonesia tetap jadi raja impor, ini realita. Hari ini, negara kita dan kita sebagai warga Indonesia harus bantu menyelesaikannya,” tutup Fahd  A Rafiq. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Vaksin Halal Baik dan Mendorong Warga Untuk Menjaga Imunitas

Penulis: Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)