Fahd A Rafiq Percaya Ketahanan Sumber Daya Air Jadi Kunci Hadapi Ancaman Perubahan Iklim
Pembangunan bendungan dan embung menjadi solusi penting menghadapi perubahan iklim di Indonesia.
BaperaNews - Pembangunan bendungan dan embung sebagai penampung air menjadi salah satu solusi menghadapi ancaman perubahan iklim. Untuk hadapi climate change, Indonesia harus banyak membangun reservoir air seperti embung dan bendungan. Prioritaskan bendungan agar musim kemarau tetap ada cadangan air.
Jumlah bendungan di Indonesia saat ini masih minim jika dibandingkan negara tetangga. Ia mencontohkan hingga 2022, China memiliki 98 ribu bendungan dan Korea Selatan 18 ribu bendungan. Sementara Indonesia baru 300 bendungan.
Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq mendukung bahwa sumber daya air menjadi kunci dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
“Pentingnya memastikan desain bendungan dapat dioperasikan secara optimal, baik musim hujan atau kemarau. Misalnya, dengan memasang pintu air yang bisa dibuka tutup untuk mengalirkan air,” ujar Fahd A Rafiq, Selasa (28/11).
Selain itu, potensi energi terbarukan dari genangan air bendungan juga perlu dimaksimalkan, misalnya dengan pembangkit listrik tenaga surya terapung. Saat ini, terdapat potensi 4.800 MW listrik dari floating solar panel di bendungan Indonesia.
Pemanfaatan bendungan yang sudah ada sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) juga terus digenjot. Hingga kini, 23 bendungan dimanfaatkan sebagai PLTA dengan total kapasitas baru mencapai 9% dari seluruh pembangkit listrik nasional.
Menteri PUPR juga mengingatkan para pakar hidrolika Indonesia yang tergabung dalam HATHI untuk terus mengembangkan penerapan teknologi mutakhir. Seperti kecerdasan buatan yang kini marak digunakan untuk pengelolaan dan konservasi sumber daya air.
“Teknologi saat ini sudah seharusnya bisa diterapkan untuk atasi persoalan seperti banjir dan kebutuhan air bersih,” ujar Fahd A Rafiq, Selasa (28/11).
Dengan berbagai inovasi di sektor sumber daya air ini, diharapkan Indonesia bisa meningkatkan ketahanan dan meminimalkan risiko bencana akibat persoalan perubahan iklim. Seperti kekeringan maupun banjir yang kerap melanda belakangan ini.
Pengelolaan air yang efektif dan berbasis teknologi tentu penting untuk mengamankan kebutuhan pokok masyarakat. Sekaligus mendukung keberlanjutan pembangunan dan roda perekonomian nasional ke depannya.
Penulis : Ahmad G