Fahd A Rafiq : Motor Serangan OPM Itu Ya ULMWP

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq memberikan peringatan untuk berhati-hati dengan partai demokrat Amerika, karena kini Papua menjadi sasaran.

Fahd A Rafiq : Motor Serangan OPM Itu Ya ULMWP
Gambar : Istimewa

BaperaNews - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq memberikan peringatan bahwa sejak terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden Amerikat, harus hati-hati dengan partai demokratnya Amerika. Sebab, strategi yang mereka miliki adalah menggoyangkan target country, dan Papua menjadi sasaran. Meskipun konsentrasi Amerika saat ini terpecah untuk melawan Rusia dan Tiongkok, tetap saja harus waspada dan berhati-hati. 

Ketua Umum DPP Bapera mengatakan, "Setahun lebih sudah pejabat militer bintang 1 menjadi korban dan hal yang sangat serius kita perhatikan adalah setelah jatuhnya pesawat Nanggala 402. Kita Melihat kedaulatan Papua akan berdaulatnya Nusantara, karena salah satu aset yang besar adalah Papua. Papua saat ini sejak tahun 60-an, yang selama 20 tahunan Pak Karno berjuang membebaskan Papua dari tangan Belanda dan itu berhasil", ucapnya. 

Mantan Ketum PP AMPG Ini mengungkapkan, "Strategi yang dipakai Pak Karno waktu itu adalah Diplomasi. Bapak Seokarno jagonya dalam diplomasi luar negeri, beliau menggunakan strategi perang A simetri. 

Perang A Simetri adalah bentuk perang yang tidak serupa, misalnya dalam perang konvensional yang menggunakan senjata tidak perlu di jawab dengan senjata secara frontal. Bisa dilawan dengan bentuk lain, yaitu perang Diplomasi. 

Di Papua saat ini ada OPM dan UMLWP sebuah organisasi yang ingin Papua lepas dari Indonesia, yang saat ini kurang dipelajari kekuatannya oleh pejabat Indonesia. ULMWP tidak perang senjata tetapi membangun Diplomasi ke Eropa dan Afrika juga ke kawasan Melanesia termasuk ke PBB. 

Sekali lagi kita bukan untuk menggurui, akan tetapi kita sebagai putra Bangsa ingin memberikan kontribusi kepada negara yang tak pernah lelah kita cintai ini dengan Narasi yang mencerdaskan kepada seluruh instrumen lintas generasi.  Cara bernegara kita harus melihat dari sisi lain, yaitu sisi ancaman. Jadi pejabat yang saat ini bisa menguntungkan rakyat dan membuat negara selalu utuh selalu", tuturnya. 

Mantan Ketum DPP KNPI ini Sekedar mengingatkan, "ada 5 provinsi saudara kita yang Ras nya Melanesia, seperti wilayah NTB, NTT, Flores, maluku, Papua sama dengan Papua Nugini, Fiji, Vanuatu, Nauru dan kepulauan solomon. 

ULMWP (United Liberation Movements of West Papua) ini mepet secara kultural, ras dan diplomasi mereka ke negara Melanesia. Saat ini menjadi pejuangnya adalah dubes Indonesia untuk Newzealand, sangat berat tugasnya karena melawan perang A Symetri. 

Berat memang perang melawan A Simetric di Papua  itu, perlu keseriusan Pemerintah Pusat juga. Kita melihat kelemahan yang terus jadi pelajaran dan jangan sampai terulang lagi. Misalnya dalam kasus si Pandan dan Ligitan yang diambil Malaysia. 

Michel Morrel

Malaysia itu tidak pakai senjata, Malaysia pakai kerja 20 tahunan, Malaysia melobi mahkamah Internasional, PBB dan meletakkan Traditional Fisherman Malaysia. terus beredar disana uang, kebudayaan, radio dan penduduknya hanya kenal Malaysia. Ketika waktunya tepat, Malaysia klaim sipandan Ligitan dan hilanglah wilayah itu dari Peta Nasional Indonesia, itulah Perang A Symetric. Dan belum lama ini Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad mengklaim Kepulauan Riau adalah bagian dari Malaysia, duar, ini Warning, selanjutnya apalagi yang akan di klaim negeri Jiran yang selalu cari gara gara dengan Indonesia. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq : Kemiskinan Dan Kebodohan Itu By Sistem

Kembali ke masalah Papua. Di papua saat ini selalu ada Instabilitas dan itu adalah Warfare strategi dan ini semua harus di strategikan. Hati hati dengan Papua. 

Joe Biden dan timnya itu solid serta punya pengalaman bernegara yang panjang, maka ada jabatan strategis dan itu bukan menteri yang dipilih diawal akan tetapi siapa pemimpin lembaga Intelijen seperti NSC, FBI, DIA, selain pejabat utama maka deputinya ditempakan dulu orang orang yang akan dipakai untuk menaklukkan dunia. Maka fokusnya adalah ke Micchel Morrel sebagai wakil direktur CIA, dia adalah orang lama yang sangat loyal kepada Clinton, Obama juga Biden. 

Kita mengingatkan sebentar "who the Hell Morrel " !!! Ada sebuah undang undang yang dibuat oleh partai Demokrat zaman Obama yang dikawal oleh Michel Morrel dulu dan timnya yang harus kita awasi dari sisi Indonesia adalah mereka mengusulkan Undang Undang Foreign Relation Autorization Act yang spesifik membahas tetang Papua, hati hati ini buat Indonesia. 

Lalu gerakan CIA zaman Michel Morrel masih muda adalah pendukung gerakan Kosovo Liberation army yang kemudian berhasil mendirikan sebuah negara baru yaitu Kosovo. Sekali lagi hati hati dengan partai Demokratnya Amerika!!!, Tegasnya. 

Pak SBY sudah merasakannya banyaknya bom meletus, waktu itu Obama presidennya dari Demokrat, Soekarno sudah dilengserkan yang ketika itu presidennya adalah Linden Baines Johnson (LBJ) dari partai Demokrat juga, Soeharto merasakan serangan Economic Hitman dizaman Clinton, Habibie sudah merasakan juga masih di zaman Clinton hinggal lepas Timor Timur. Jadi operasi CIA selalu dimainkan oleh mereka, gerakan Insurgency adalah ciri Partai Demokratnya Amerika menyerang luar negeri. 

Kalau Partai Republiknya Amerika perangnya dipermukaan kalau partai Demokrat warfarenya pakai CIA dan Shadow. Saya jadi takut sama urusan Papua itu saja, target trump itu musuhnya Tiongkok dalam dagang dan ideologi, Demokrasi Amerika versus Komunisme Tiongkok. Namun dengan demokrat beda game planenya. 

Strategi madam Secretary Hillary Clinton yang terkenal dengan nama Pivot to Asia yang di incar apa? Menengok ke Asia itu ambil sumber daya alamnya. Front Timur Tengah untuk energi minyak dan gas bumi. Dan Asia Tenggara untuk sumber daya alam mineral seperti baterai dan lain lain. 

Maka apa yang Tiongkok lakukan di Indonesia dengan mengambil SDA yang akan diikuti oleh Amerika, bedanya Tiongkok gunakan Soft Power seperti bayar pejabat dan ubah kebijakan. Amerika pakai instrumen militer nakut nakutin dan menggunakan Teroris. 

Sewaktu zaman Trump Ground floornya di negara masing masing yaitu Tiongkok dan Amerika dengan perang dagang, zaman Biden yang diperebutkan adalah sumber daya alam yang ground flournya di negara penghasil. Perangnya kalau minyak dan gas bumi ya pakai senjata dan dar der dornya di timur tengah, maka sumber daya alam mineral non fosil jangan jangan dar der dornya di Indonesia. Jangan sampai kedepannya bom meledak lagi dan kita kecolongan. Ini harus di strategikan, ini harus dibuatkan Counter Insurgency nya. 

Kedepannya cara tekan Indonesia nanti bisa dipraktekkan lagi, yaitu Papua dan GAM akan dimainkan oleh Amerika, ini cara klasik Demokrat, sehubungan dengan hal ini . Sengaja kita buka ke publik soal urusan ini agar bernegara kita bisa lihat dari sisi lain yaitu sisi ancaman. Jadi wahai pemangku kebijakan publik  pastikan kebijakannya menguntungkan rakyat dan membuat negara utuh selalu. Sekali lagi hati hati dengan Shadownya Partai Demokrat Amerika, tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Mengenal State Sponsor Yang Ingin Porak Porandakan Indonesia

Penulis: AhmadShofyan (BaperaPusat)