Fahd A Rafiq Mengapresiasi Presiden Yang Terima 10 Dubes Besar, Fokus Kerja Sama Bidang Ekonomi
Menyoroti kerja sama bilateral Indonesia dengan 10 negara berkembang terutama dalam bidang ekonomi. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menerima surat-surat kepercayaan dari sepuluh duta besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) pada Jumat lalu di Istana Merdeka, Jakarta. Para duta besar tersebut mewakili Denmark, Kamboja, Kazakhstan, Rwanda, Pakistan, Cile, Laos, Kanada, Yordania, dan Angola.
Menyusul acara penyerahan kepercayaan, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, menyatakan bahwa fokus kerja sama bilateral Indonesia dengan sepuluh negara tersebut akan terpusat pada kerja sama ekonomi.
Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menanggapi kerjasama bilateral Indonesia yang berfokus pada kerja sama ekonomi dengan 10 Negara berkembang di Dunia.
“Saya sangat mengapresiasi upaya pemerintah memperdalam kerja sama perdagangan dan investasi dengan berbagai negara mitra. Misalnya, kolaborasi bilateral bidang investasi seperti yang tengah dinegosiasikan dengan Kazakhstan penting untuk menarik lebih banyak modal asing masuk ke sektor riil Indonesia, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Fahd A Rafiq, Selasa (12/12).
Lebih lanjut, Menlu menjelaskan bahwa tren perdagangan antara Indonesia dan kesepuluh negara sahabat tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari kesepuluh negara tersebut, Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan dengan enam di antaranya.
Menurut Menlu, perdagangan terbesar dilakukan dengan Pakistan, mencapai lebih dari USD 4,5 miliar tahun lalu. Sementara itu, Yordania menempati posisi tertinggi dalam hal investasi yang masuk ke Indonesia, hampir mencapai USD 500 juta.
Selain itu, Menlu Retno mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sedang dalam proses negosiasi perjanjian investasi dengan Kazakhstan. Dia juga menyoroti peningkatan investasi Indonesia dengan Kamboja, Yordania, dan Angola.
“Ini mencerminkan tekat Indonesia dalam memperkuat hubungan internasional, khususnya dalam aspek ekonomi. Dengan penekanan pada kerja sama ekonomi dan inisiatif terkait, Indonesia berkomitmen untuk membangun relasi yang bermanfaat dan berkelanjutan dengan mitra internasionalnya,” ujar Fahd A Rafiq, Selasa (12/12).
Dalam konteks kerja sama ekonomi, Retno Marsudi menegaskan bahwa pemerintah juga menggarisbawahi beberapa isu penting lainnya, termasuk perlindungan warga negara Indonesia, kerja sama di sektor industri, dan transisi energi. Sebagai contoh, Indonesia saat ini berkolaborasi dengan Laos dan Kamboja dalam penanganan penipuan daring.
Penulis : Ahmad G