Fahd A Rafiq: Kokohkan Kedermawanan Bangsa Melalui Indonesia 4.0 dan 5.0

Ditengah pandemi, Banyak Orang bertanya apa dampak positif Covid-19? Dampak positif terlihat saat Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia. Dengan itu, Fahd Arafiq ajak kokohkan kedermawanan bangsa dimasa Industri 4.0 dan Society 5.0

Fahd A Rafiq: Kokohkan Kedermawanan Bangsa Melalui Indonesia 4.0 dan 5.0
Fahd A Rafiq Ajak Masyarakat untuk kokohkan kedermawanan bangsa lewat Indonesia 4.0 dan 5.0. Gambar : Redaksi Baperanews.com

BaperaNews - Pada ulasan kali ini sang pena membahas 4 point penting yaitu Fahd A Rafiq, Pengokohan Kedermawanan Bangsa, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. 

Tahun 2021 Indonesia dan dunia terdampak sistemik pandemi Covid -19 dan hal tersebut selalu menjadi trending topic pada pemberitaan di Media nasional. 

Dikutip dari kompas.com, berdasarkan data hingga (31/12/2021), kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.262.720 kasus kematian, pasien Covid-19 meninggal dunia 144.094 orang, Secara kumulatif pemerintah telah memeriksa 63.166.543 spesimen Covid-19 dari 42.486.162 orang. Selain itu, pemerintah juga mencatat ada 4.183 suspek Covid-19. 

Dampak positif akibat covid -19, dimana banyak keluarga yang bisa maksimal memanfaatkan waktu berkumpul bersama keluarganya Quality time, work from home dan study from home. 

Setiap masalah yang menimpa manusia pasti ada solusinya, keyakinan menjadi patokannya. Generasi kita saat ini mampu melewati cobaan berat tersebut, karena tuhan tidak akan memberikan beban kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. 

Tahun 2021 itu pengalaman pengelolaan kepemimpinan, masalah, dan mencari terobosan yang tidak di duga sebelumnya. Kami pemuda Indonesia mengapresiasi atas kinerja dan kerja keras Bapak Presiden Joko Widodo dan jajarannya dalam menanggulangi pandemi global COVID -19. 

Ketika Indonesia mendapatkan musibah, negeri Zamrud Khatulistiwa ini mendapat sebuah penghargaan. Fahd El Fouz Arafiq (Ketua Umum DPP Bapera) merasa bangga dengan Indonesia yang mendapat predikat Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021 yang menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia. 

Rupanya ini bukan kali pertama Indonesia mendapat gelar negara paling dermawan di dunia, tahun 2018 lalu, Heaven of Earth ini juga meraih prestasi yang sama. 

Dikutip dari viva.co.id, Anak dari pedangdut kondang A Rafiq ini bersama Partai Golkar dan organisasi sayap Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan melakukan santunan kepada 30 ribu Anak yatim sekaligus buka puasa bersama di Istora Senayan, Jakarta pada Sabtu, 18 Juni 2016.  "Belum ada di dunia seperti ini. Ini bukan hanya rekor Indonesia. Ini rekor dunia, jangan lupa kalian jadi juara dunia karena Partai Golkar dan AMPG," kata Pendiri Muri, Jaya Suprana di Jakarta, Sabtu 18 Juni 2016. 

Dikutip dari Tribunnews.com, Satu hari setelah memecahkan rekor MURI  tepatnya Minggu, 19 Juni 2016 Fahd El Fouz Arafiq Ketua Umum AMPG kala itu lanjut dengan menyantuni 5000 Anak yatim di Depok, Jawa Barat. Awalnya ingin 7500 anak yatim akan tetapi mengingat kondisi tempat yang tidak memadai akhirnya hanya 5000 yatim saja, tutur Babay Suhaimi (Ketua AMPG Depok). 

Bila ditarik benang merahnya, sebelum Indonesia mendapat predikat negara paling dermawan di dunia oleh Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index di dunia tahun 2018, Fahd A Rafiq pada tahun 2016 telah lebih dulu menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya murah hati, empati, dermawan serta peduli, sehingga sangat layak mendapatkan predikat tersebut. 

Sekali lagi prestasi ini bukan untuk riya dan pamer akan tetapi ini bisa menjadi motivasi untuk diri kita semua khususnya akan Fastabiqul Khoirot (berlomba - lomba dalam kebaikan) agar terus memberikan kebahagiaan untuk banyak orang yang kurang beruntung. 

Fahd Arafiq sering mengatakan "Bahagiakanlah orang lain maka Tuhan akan bahagiakanmu". 

Disisi yang berbeda, perlu diketahui bersama saat ini dunia sedang memasuki Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, Society 5.0 ini sendiri merupakan satu gagasan yang ditandai muncul, jadi pembicaaraan saat berada di dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada awal Januari 2019 lalu di Davos, Swiss. Menurut perdana menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan bahwa konsep revolusi industri 4.0 dan society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Yaitu revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intellegent) sedangkan society 5.0 memfokuskan kepada komponen manusianya. 

Singkatnya, Revolusi industri 1.0
Pada mulanya, revolusi industri 1.0 terjadi di abad ke-18. Di masa ini, semua tenaga sumbernya adalah otot, air, dan angin.

Revolusi industri 2.0, Masa ini dimulai pada akhir 1800-an saat industri mobil diproduksi dalam jumlah yang besar-besaran. 

Revolusi Industri 3.0, masa ini adalah tahap di mana semua sudah berubah jadi serba digital, penemuan komputer menjadi cikal bakal awal revolusi industri 3.0, dan Revolusi Industri 4.0 ini menekankan pada digitalisasi. Sehingga semua hal yang berkaitan dengan produksi bisa lebih efektif. Segala hal dilakukan pada masa ini masuk dalam revolusi industri 4.0 komputer. 

Society 1.0 (Hunting and Gathering) 
Manusia modern atau homo sapien diperkirakan muncul sekitar 70.000 - 100.000 tahun yang lalu. Mereka mengalami revolusi kognitif yang membuat mereka mampu membangun peradaban dan membentuk sebuah masyarakat. Society 2.0 (Agricultural) 
Kurang lebih 9.000-10.000 tahun yang lalu manusia mulai menggunakan tanah untuk menumbuhkan makanan dan mendomestikasi hewan liar untuk kepentingan manusia. Inilah yang disebut revolusi agrikultur. 

Society 3.0 (Industrial) Revolusi industri yang terjadi di Inggris akhir abad ke-18 menjadi jawabannya. Dengan adanya revolusi industri produksi kebutuhan barang dan jasa semakin besar sehingga ekonomi semakin berkembang, kota-kota dengan industri yang maju semakin ramai dengan pendatang menciptakan urbanisasi dalam skala besar 

Society 4.0 (Information) 
Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang, manusia memasuki era dimana aliran informasi dan data begitu cepat. Jarak ruang dan waktu semakin hilang. Komunikasi dan koneksi antar manusia menjadi semakin mudah dan intens. Semua data yang dulunya berbasis fisik sekarang berbasis digital dan dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Kemudahan mengakses data dan informasi ini menjadikan segala sesuatu lebih transparan seperti kegiatan pemerintahan dan privasi diri.ai 

5. Society 5.0 (New Society) 

Society 5.0 dapat dikatakan sebagai pengembangan untuk membenahi beberapa masalah yang saat ini dihadapi karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi. Pemerintah Jepang menyebut society 5.0 adalah di mana ruang maya dan ruang fisik konvergen atau dalam kata lain terintegrasi. 

Semua hal akan semakin mudah dengan penggunaan artificial intelegence (AI) atau kecerdasan buatan yang akan membantu kita memproses data sehingga kita menerima hasil yang sudah jadi. Keterbatasan fisik kita akan dibantu dengan robot yang mudah dikendalikan dengan komputer dan internet. 

Dapat disimpulkan bahwa, ketika bangsa Indonesia terkena pandemi Covid-19 yang otomatis berdampak pada perekonomian negara dan masyarakatnya, akan tetapi keluhuran akhlak, budi pekerti dan selalu berempati kepada yang membutuhkan bantuan. Bukan hanya di dalam negeri saja akan tetapi bantuan itu juga sampai negara luar yang memang sedang dilanda musibah. 

Senada dengan itu Fahd El Fouz Arafiq menegaskan, pandemi Covid -19 yang menimpa negara maritim ini pada Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 tidak mempengaruhi semangat bangsa Indonesia untuk berbagi kasih kepada saudara saudaranya yang membutuhkan pertolongan, karena hal tersebut sudah mengakar pada masyarakat Indonesia dalam Pancasila khususnya di sila ke -2 dan  sila ke -5, tutupnya.