Fahd A Rafiq Bicara Perihal Cadangan Nikel Indonesia untuk Masa Depan

Ketua Umum DPP Bapera mengungkapkan bahwa cadangan nikel di Indonesia hanya tinggal 15 tahun.

Fahd A Rafiq Bicara Perihal Cadangan Nikel Indonesia untuk Masa Depan
Fahd A Rafiq Bicara Perihal Cadangan Nikel Indonesia untuk Masa Depan. Gambar : Dok.Istimewa

BaperaNews - Pemerintah mengungkapkan mengatakan bahwa cadangan nikel di Indonesia hanya tersisa 15 tahun lamanya. Cadangan bijih nikel Indonesia saat ini mencapai 5,3 miliar ton, dengan potensi terhitung 17 miliar ton.

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq, mengungkapkan bahwa kini Indonesia dibayangi oleh menipisnya cadangan nikel, karena diketahui menurut data Pemerintah Cadangan nikel Indonesia saat ini hanya sekitar 5,3 miliar ton, dan dibayangi hanya bertahan dengan tempo waktu sekitar 15 tahun.

“Kondisi seperti ini, kini Indonesia sedang dibayangi oleh menipisnya stok cadangan nikel, menurut Kementerian ESDM, Indonesia saat ini menyimpan cadangan nikel sebanyak 5,3 miliar ton, dan diperkirakan hanya bertahan sampai 15 tahun kedepan, menurut saya ini hanya bayangan pemerintah untuk jangka waktu kedepan, kita ketahui Indonesia itu penuh dengan kekayaan di Nikel, tertutama di Papua.” Ujar Fahd A Rafiq Senin, (18/9).

Umur cadangan nikel Indonesia dapat diperpanjang. Syaratnya, harus  melakukan eksplorasi. Hal ini mengingat potensi yang ada di Tanah Air sangat besar. Terlebih, Indonesia juga berencana mengembangkan industri daur ulang baterai kendaraan listrik.

“Saya yakin Indonesia bisa memanfaatkan sumber daya nikel dengan sebaik-baiknya, terutama perihal idustri daur ulang baterai kendaraan listrik, saya harap Pemerintah akan mengkaji tentang cadangan dan  penggunaan bahan dasar nikel di Industri untuk kedepannya.” Tutup Fahd A Rafiq.

Nikel sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu nikel berkadar tinggi lebih dari 1,5 persen atau biasa disebut saprolit, dan nikel berkadar rendah kurang dari 1,5 persen, alias limonit.

Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai ketersediaan cadangan bijih nikel di dalam negeri. Hal tersebut menyusul dengan membludaknya jumlah fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel yang ada saat ini.

Penulis : FNID