Profil Didi Kempot, Legenda Dangdut Indonesia yang Dijuluki "The Godfather of Broken Heart"

Didi Kempot, musisi legendaris Indonesia, dikenal sebagai "The Godfather of Broken Heart." Simak perjalanan inspiratifnya dari trotoar hingga panggung internasional.

Profil Didi Kempot, Legenda Dangdut Indonesia yang Dijuluki "The Godfather of Broken Heart"
Profil Didi Kempot, Legenda Dangdut Indonesia yang Dijuluki The Godfather of Broken Heart. Gambar : Instagram/@didikempot_official

BaperaNews - Didi Kempot, atau Dionisius Prasetyo, adalah salah satu musisi Indonesia yang namanya akan selalu dikenang.

Lahir di Surakarta pada 21 Desember 1966, ia bukan hanya seorang penyanyi, tetapi juga simbol patah hati yang menyatukan pendengar dari berbagai kalangan.

Dengan julukan Godfather of Broken Heart, karya-karyanya menjadi teman di saat-saat sulit bagi jutaan penggemar, yang sering menyebut diri mereka Sobat Ambyar.

Perjalanan Didi Kempot dari seorang pengamen trotoar hingga menjadi legenda musik adalah kisah inspiratif yang dipenuhi kerja keras dan dedikasi.

Latar belakang keluarganya yang sarat seni, perjuangannya di jalanan, dan keberhasilannya di panggung internasional menjadikan sosoknya istimewa.

Tapi apa sebenarnya yang membuat Didi Kempot menjadi ikon musik yang tak lekang oleh waktu? Simak kisah lengkapnya berikut ini.

Profil Didi Kempot

  1. Nama lengkap: Dionisius Prasetyo
  2. Nama panggung: Didi Kempot
  3. Tempat, tanggal lahir: Surakarta, 21 Desember 1966
  4. Tanggal meninggal: 5 Mei 2020 (umur 53 tahun)
  5. Nama ayah: Ranto Edi Gudel (Mbah Ranto), seniman ketoprak
  6. Nama ibu: Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional
  7. Genre musik: Campursari, congdut, dan koplo
  8. Julukan: The Godfather of Broken Heart, Bapak Patah Hati Nasional, Lord Didi Kempot
  9. Jumlah lagu yang diciptakan: Sekitar 700 lagu

Awal Perjalanan Karier

Perjalanan Didi Kempot di dunia musik dimulai dengan langkah sederhana sebagai musisi jalanan di Solo pada tahun 1984.

Bersama grup bernama Kelompok Pengamen Trotoar (Kempot), ia menyanyi di trotoar dan stasiun untuk mendapatkan penghasilan. Nama panggungnya yang kini ikonik berasal dari nama grup tersebut, menunjukkan akar perjuangannya sebagai musisi jalanan.

Pada tahun 1987, Didi Kempot memberanikan diri pindah ke Jakarta. Ia mencoba peruntungan dengan menitipkan kaset rekaman lagu-lagunya ke berbagai studio musik.

Meski awalnya ditolak, usahanya tidak sia-sia. Label besar Musica Studio's akhirnya tertarik dengan karya-karyanya, terutama lagu Cidro, yang kemudian menjadi pintu pembuka kariernya sebagai penyanyi profesional pada tahun 1989.

Karya dan Pengaruh Didi Kempot

Lagu-lagu Didi Kempot memiliki ciri khas yang sangat unik: mengangkat tema cinta, kesedihan, dan patah hati. Dengan lirik yang mayoritas berbahasa Jawa, ia berhasil menyampaikan emosi yang mendalam dan universal.

Lagu-lagu seperti Sewu Kutho, Layang Kangen, Cidro, dan Stasiun Balapan menjadi lagu wajib bagi mereka yang sedang dilanda kegalauan.

Tidak hanya di Indonesia, Didi Kempot juga memiliki basis penggemar yang luas di Suriname dan Belanda.

Penggemarnya yang menyebut diri Sobat Ambyar menganggap Didi sebagai penghibur hati yang mampu menyuarakan perasaan mereka. Berkat hal ini, ia mendapat julukan seperti The Godfather of Broken Heart dan Lord Didi Kempot dari generasi muda yang terhubung dengan musiknya.

Kesuksesan dan Prestasi Internasional

Nama Didi Kempot tidak hanya bersinar di dalam negeri. Ia telah tampil di Suriname, Belanda, hingga Eropa. Lagu Cidro menjadi salah satu yang membuat namanya terkenal di Suriname, sebuah negara dengan banyak penduduk keturunan Jawa.

Pada tahun 1996, ia bahkan merekam lagu Layang Kangen di Rotterdam, Belanda.

Selama lebih dari 30 tahun berkarya, Didi Kempot telah menerima berbagai penghargaan, salah satunya adalah Lifetime Achievement dari Billboard Indonesia Music Awards 2020.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi besarnya terhadap musik tradisional Indonesia.

Kehidupan Pribadi

Kehidupan pribadi Didi Kempot penuh dengan warna, terutama dengan pengakuan bahwa ia memiliki dua istri. Istri pertamanya, Saputri, tinggal di Ngawi bersama putrinya. Sementara itu, istri keduanya, Yen Vellia, yang juga seorang penyanyi dangdut, mendampingi Didi Kempot hingga akhir hayatnya di Solo, Jawa Tengah.

Pada tahun 2020, ia diangkat sebagai Relawan Anti-Narkoba oleh BNN karena kreativitasnya dalam berkarya tanpa pengaruh narkoba. Pesan-pesannya untuk terus terbuka tentang kesedihan membuatnya dihormati tidak hanya sebagai musisi, tetapi juga sebagai teladan.

Didi Kempot adalah sosok yang tidak akan tergantikan di dunia musik Indonesia. Dari musisi jalanan hingga menjadi legenda dengan ratusan lagu, ia telah menyentuh hati jutaan orang. Musiknya tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga pelipur lara bagi mereka yang sedang menghadapi kegalauan dan patah hati.