Desa Di India Matikan TV Dan Ponsel Satu Jam Per Hari, Biar Warganya Saling Ngobrol

Desa Vadgaon, Distrik Sangli, India menerapkan aturan yakni mematikan tv dan ponsel nya setiap satu jam per harinya, agar interaksi antar warga atau keluarga lebih erat.

Desa Di India Matikan TV Dan Ponsel Satu Jam Per Hari, Biar Warganya Saling Ngobrol
Desa di India matikan TV dan ponsel tiap satu jam. Gambar : REUTERS/Shailesh Andrade

BaperaNews - Teknologi seperti Televisi dan Smartphone meski besar manfaatnya, ternyata juga berdampak buruk. Salah satunya ialah berkurangnya interaksi antar anggota keluarga. Orang tua sibuk dengan gadgetnya dan anaknya sibuk menonton TV.

Hal ini menjadi perhatian khusus di Negara bagian India, Maharashtra. Salah satu desa di kawasan tersebut mendeklarasikan diri untuk bebas dari kecanduan televisi dan ponsel setidaknya beberapa jam per harinya.

Sirine dibunyikan pada pukul 19.00 waktu setempat di Desa Vadgaon, Distrik Sangli, India. Pertanda untuk semua warga mematikan ponsel dan TVnya. Ponsel dan TV boleh dinyalakan kembali pada pukul 20.30 juga dengan acuan bunyi sirine.

“kami memutuskan pada pertemuan desa tanggal 14 Agustus lalu, menjelang Kemerdekaan India. Kami perlu hentikan kecanduan ini. Mulai hari berikutnya, semua ponsel dan TV harus dimatikan ketika sirine berbunyi” ujar Ketua Dewan Desa, Vijay Mohite.

Desa Vadgaon memiliki sekitar 3 ribu penduduk, mayoritas bekerja sebagai petani dan pekerja di pabrik gula. Mohite menyebut anak-anak jadi kecanduan TV dan ponsel karena kelas online yang dijalankan semasa pandemi Covid-19.

Baca Juga : Lonjakan Kasus Flu di Amerika Serikat, Apa Penyebabnya?

Setelah pendidikan kembali dibuka dan pelajaran dilaksanakan secara tatap muka, anak-anak kembali hadir di sekolah. “Namun  pulang dari sekolah mereka kembali lagi main ponsel dan menonton TV” imbuhnya.

Orang dewasa seperti orang tua juga banyak menghabiskan waktu luangnya dengan bermain ponsel, alih-alih berbicara atau berinteraksi dengan keluarganya. Hal ini membuat kondisi terasa miris. Seorang warga bernama Vandana mengatakan ia sulit mengawasi kedua anaknya karena sering fokus bermain ponsel atau nonton TV.

“Sejak aturan ini dimulai, jauh lebih mudah bagi suami saya untuk membantu anak-anak belajar sepulang ia bekerja dan saya bisa melakukan pekerjaan di dapur” ujarnya.

Namun, aturan ini tidak diterima oleh semua warga, tidak sedikit yang mencemoohnya. Dewan Desa kemudian mengumpulkan para warga dan melakukan diskusi, dijelaskan bahwa banyak orang terlalu asyik nonton TV dan bermain ponsel, maka perlu untuk mematikan keduanya beberapa jam saja per harinya.

Awalnya penerapan aturan tidak mudah, anggota dewan desa bahkan harus berkeliling meminta warga mematikan ponselnya ketika sirine berbunyi. Hal ini disambut baik oleh ahli kesehatan setempat, Dr. Manoj Kumar dari psikologi klinis Nimhans.

“Covid menaikkan preferensi untuk kegiatan online. Resiko meningkat dengan penggunaan internet yang tidak produktif serta berlebihan membuat stres psikologi. Puasa digital yang dilakukan satu keluarga bisa berdampak baik memberi kualitas dan mengurangi kecanduan digital. Anda para orang tua perlu untuk bicara dengan anak-anak dan memastikan mereka punya hari yang bahagia, rekreasi fisik, tidur, dan sarapan yang cukup. Sekarang ada percakapan antara anak dengan orang tua bahwa diantara orang dewasa” pungkasnya.

Baca Juga : Demi Tumbal Pesugihan, Dua Wanita Di India Dibunuh Secara Brutal