China Buat Drone Jenis Baru, Bentuknya Disamarkan Mirip Burung Kecil
China telah merilis video yang menunjukkan drone biomimetik mirip burung dalam kompetisi menembak militer.
BaperaNews - China telah merilis video yang menunjukkan pasukan elite mereka menggunakan pesawat tanpa awak (drone) biomimetik yang disamarkan menyerupai burung kecil.
Drone terbaru ini dipamerkan selama kompetisi menembak, dan rekamannya disiarkan langsung oleh media yang berafiliasi dengan militer China pada Kamis (1/8), bertepatan dengan peringatan berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Menurut laporan tersebut, akademi infanteri tentara China mengadakan acara menembak untuk pasukan operasi khusus yang bertugas di militer dan kepolisian bersenjata. Mereka berkumpul untuk menampilkan acara menembak khusus dan menembakkan berbagai senjata api.
Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Komando Jiaolong dari Korps Marinir China. Unit ini dikenal memiliki kemampuan di udara, darat, laut, dan bawah air, mirip dengan pasukan elite Angkatan Laut Amerika Serikat.
Dalam video yang dirilis, terlihat seorang prajurit katak dari Komando Jiaolong melepaskan sebuah drone mirip burung dari tangannya setelah muncul ke permukaan air. Drone yang menyerupai burung pipit pohon Eurasia itu mengepakkan sayapnya saat berputar-putar di langit.
Menurut pengamat militer China, pesawat nirawak ini tergolong miniatur biomimetic ornithopter, yang terbang dengan mengepakkan sayap layaknya burung dan serangga.
Drone jenis ini memiliki potensi besar untuk diaplikasikan di bidang militer. Meskipun memiliki daya tahan, muatan, dan jangkauan yang lebih rendah dibandingkan dengan pesawat tanpa awak biasa, ornithopter dapat dengan mudah disembunyikan karena ukurannya yang sangat kecil.
Baca Juga: Turis China Dikenakan Denda Rp145 Juta Usai Terbangkan Drone di Marina Bay Singapura
Hal ini menjadikannya alat yang sempurna bagi pasukan operasi khusus untuk melakukan pengintaian rahasia.
China terus mengembangkan teknologi ornithopter. Pada bulan Maret, para peneliti di Universitas Politeknik Northwestern memamerkan ornithopter yang dijuluki "Little Falcon," yang terbang dalam uji coba terbaru dan diklaim memiliki aplikasi yang luas.
Surat kabar milik pemerintah China, Global Times, menyatakan bahwa jenis pesawat ini cocok untuk misi pengintaian, pengawasan, dan bahkan serangan presisi dalam operasi khusus. Pesawat ini juga meningkatkan kompleksitas upaya musuh untuk mendeteksinya secara efektif di medan perang.
Penggunaan drone militer mirip burung oleh Komando Jiaolong menarik perhatian internasional, terutama di Ukraina, di mana tentara Rusia dan Ukraina terlibat dalam perang pesawat tak berawak yang intensif.
Surat kabar Ukraina, Kyiv Post, melaporkan bahwa mikro-drone mirip burung akan sulit dikenali dan diklasifikasikan sebagai ancaman. Drone serupa yang dilengkapi dengan kamera video inframerah dan radio telah menunjukkan keefektifannya dalam pengawasan dan pengintaian selama perang.
Pengembangan pesawat tanpa awak mirip burung sebenarnya bukan hal baru. Selama Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet mencoba memata-matai satu sama lain dengan platform pengumpulan intelijen udara.
Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) mengembangkan pesawat tanpa awak yang menyerupai burung, Aquiline, pada tahun 1960-an.
Menurut CIA, Aquiline didesain sebagai kendaraan jarak jauh yang dapat dengan aman dan diam-diam memberikan akses ke lingkungan operasional yang bermusuhan. Namun, pesawat tersebut tidak pernah beroperasi.