Bunga Bangkai Asal Indonesia Jadi Magnet Pengunjung di Australia

BaperaNews - Bunga bangkai, tanaman langka dari Indonesia yang dikenal dengan nama ilmiah Amorphophallus titanum, sedang mekar di Royal Botanic Gardens Sydney, Australia pada Kamis (23/1)

Direktur hortikultura Royal Botanic Gardens Sydney, John Siemon, menyebutkan bahwa peristiwa ini sangat istimewa, mengingat bunga bangkai terakhir kali mekar di Sydney pada 2010.

"Spesimen ini berusia sekitar 10 tahun. Kami memperolehnya dari rekan-rekan kami di Kebun Raya LA saat berusia tiga tahun, dan kami telah merawatnya selama tujuh tahun terakhir," katanya.

Baca Juga: Badai Musim Dingin Langka Terpa Wilayah AS Selatan: 11 Orang Tewas

Proses mekarnya bunga yang dijuluki Putricia ini menjadi sensasi. Bahkan ribuan orang rela mengantre untuk menyaksikan bunga langka yang berasal dari hutan Sumatra, Indonesia ini.

Salah satu pengunjung, Rebecca McGee-Collett, bahkan mengaku menunggu hingga 90 menit demi melihat bunga tersebut. 

Ia mengatakan bahwa bunga bangkai memiliki bentuk yang indah namun baunya seperti sampah.

Tidak hanya dikunjungi secara langsung, momen mekarnya bunga bangkai ini juga disiarkan secara daring oleh pihak Royal Botanic Gardens.

Siaran langsung tersebut ditonton lebih dari 8 ribu orang secara bersamaan, dengan jumlah penonton melonjak hingga dua kali lipat dalam beberapa jam. 

Baca Juga: Gaji Cleaning Service di Australia Capai Rp683 Juta per Tahun

Bunga bangkai sendiri dikenal dengan aromanya yang menyerupai bau daging membusuk, yang berfungsi untuk menarik serangga penyerbuk.

Kepala ilmuwan Sydney Botanic Gardens, Brett Summerell bahkan menggambarkan baunya seperti 'possum yang mati'.

Selain aromanya, bunga bangkai juga memiliki struktur yang mengagumkan.

Kelopak merah marun besar, atau spathe, mengelilingi tangkai kuning panjang yang menjulang di tengah.

 Dengan tinggi yang dapat mencapai tiga meter dan berat hingga 150 kilogram, bunga bangkai menjadi salah satu struktur bunga terbesar di dunia.