Wisma Habibie dan Ainun Resmi Dibuka untuk Publik, Ada Pendopo hingga Perpustakaan
Wisma Habibie dan Ainun (WHA) di kawasan Kompleks Patra Kuningan, Jakarta Selatan, kini resmi dibuka untuk publik.
BaperaNews - Wisma Habibie dan Ainun (WHA) di kawasan Kompleks Patra Kuningan, Jakarta Selatan, kini resmi dibuka untuk publik.
Tempat yang dulunya menjadi kediaman pribadi Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie dan istrinya, Ainun Habibie ini kini bertransformasi menjadi ruang publik yang menyimpan berbagai warisan sejarah dan nilai demokrasi yang pernah ditanamkan oleh BJ Habibie.
Cucu tertua BJ Habibie dan Ainun yang juga bertindak sebagai Duta WHA, Nadia Sofia Habibie mengungkapkan bahwa pembukaan ini merupakan langkah besar untuk mengenalkan lebih dekat kehidupan serta nilai-nilai yang diwariskan oleh BJ Habibie kepada masyarakat.
Baca Juga: Sudah Kembali Dibuka, Segini Harga Tiket dan Jam Buka Museum Nasional
Dalam pidatonya pada acara pembukaan Kamis (15/1), Nadia menyampaikan bahwa WHA bukan hanya sekadar warisan keluarga, tetapi juga menjadi simbol penting bagi bangsa Indonesia.
“WHA membutuhkan perhatian khusus, tidak hanya sebagai legacy keluarga, tetapi juga untuk bangsa dan negara,” ujar Nadia.
Di dalam WHA, para pengunjung dapat menjelajahi berbagai ruang bersejarah yang pernah menjadi saksi perjuangan BJ Habibie, termasuk pendopo dan perpustakaan.
Perpustakaan tersebut memiliki koleksi 5.000 buku dalam berbagai bahasa yang mencerminkan pemikiran dan perjuangan Habibie dalam menanamkan demokrasi di Indonesia.
Nadia menjelaskan bahwa setiap sudut WHA memiliki filosofi yang mendalam, khususnya di pendopo yang menjadi simbol dari upaya Habibie membangun bibit-bibit demokrasi.
“Di pendopo ini, eyang menanamkan nilai-nilai demokrasi untuk Indonesia. Setiap sudut WHA memiliki filosofi yang mendalam,” tambahnya.
Baca Juga: Reaksi Alyssa Daguise Diprank Al Ghazali Minta Cincin Tunangan Dibalikin untuk Dijual Tuai Pujian
WHA dirancang dengan konsep empat pilar yang saling terintegrasi. Pilar-pilar tersebut mencakup tur sejarah, aktivitas program, tempat acara, dan pameran.
Nadia juga menyebut bahwa program-program yang akan dilaksanakan di WHA akan sejalan dengan visi yang diwariskan oleh sang kakek.
"Kami akan membuat program yang sejalan dengan visi eyang Habibie," jelas Nadya.
Meski telah dibuka untuk umum, WHA tetap menjadi tempat yang sakral bagi keluarga Habibie.
Nadia menyebut bahwa meskipun beberapa anggota keluarga masih tinggal di rumah tersebut, mereka sepakat untuk membagikan warisan ini kepada masyarakat luas agar nilai-nilai BJ Habibie dapat dirasakan lebih luas.
"Wisma Habibie tetap menjadi tempat sakral bagi keluarga, tapi kini sudah waktunya kami membukanya untuk masyarakat agar legacy tersebut dapat dirasakan secara luas," ungkap Nadya.
Dalam kesempatan tersebut, Nadia juga membagikan pesan mendalam yang pernah disampaikan oleh BJ Habibie kepada dirinya. Pesan tersebut menjadi motivasi dan pedoman hidupnya hingga saat ini.
“Eyang pernah berkata, ‘Buat apa saya menjadi luar biasa kalau tidak bisa membantu keluarga, negara, dan bangsa kita.’ Pesan itu selalu menjadi panduan hidup saya,” ungkapnya dengan penuh haru.
“Saya ingin menjadi penghubung cerita eyang kepada berbagai generasi, termasuk generasi di bawah saya,” tutup Nadia.