Tanggapan Istana Soal Bocornya Dokumen Rahasia BIN Ke Jokowi Yang Dijual Hacker Bjorka
Usai Hacker Bjorka membocorkan dokumen rahasia BIN yang dikirimkan ke Jokowi, Sekretariat Presiden menanggapi hal tersebut!
BaperaNews - Hacker Bjorka mengunggah sejumlah dokumen yang ia sebut milik Presiden Indonesia Joko Widodo. Dokumen periode 2018 - 2021 tersebut diunggah dan dijual di situs Breached.to.
Salah satu dokumen yang dijadikan sampel pada Sabtu (10/9) ialah surat yang berasal dari BIN (Badan Intelijen Negara) untuk Presiden Jokowi.
“Berisi transaksi surat tahun 2019 - 2021 serta dokumen yang dikirim kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh BIN berlabel rahasia” tulis Hacker Bjorka.
Hacker Bjorka mengklaim telah mengunggah 679.180 dokumen Presiden berukuran 40 MB dalam bentuk data terkompres, sejumlah sampel dokumen lain yang juga disertakan ialah “Permohonan Sarana dan Prasarana”, “Surat Rahasia kepada Presiden dalam Amplop Tertutup”, dan “Gladi Bersih Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan HUT RI ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2019”.
Tanggapan Sekretariat Presiden
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi memastikan apa yang diklaim hacker Bjorka tidak benar, ia menyebut tidak ada satupun surat atau dokumen Presiden Jokowi yang diretas.
“Tidak ada data surat-surat apapun yang kena hack” tegasnya pada Sabtu (10/9).
Meski demikian, Heru Budi juga menyatakan segala bentuk tindakan peretasan ialah perbuatan yang melanggar hukum, ia yakin penegak hukum akan menyelesaikan masalah kebocoran data ini.
“Saya rasa penegak hukum akan melakukan tindakan hukum, nanti akan ada pernyataan pejabat resmi terkait” pungkasnya.
Baca Juga : Hacker Bjorka Bocorkan Ribuan Dokumen Surat Menyurat Milik Jokowi
Tanggapan Menkominfo
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate merespon aksi dari hacker Bjorka yang terus mengklaim melakukan peretasan pada dokumen - dokumen milik lembaga Negara Indonesia.
Terbaru, Bjorka memberi pesan kepada pemerintah Indonesia, “My message to Indonesian Government : Stop Being an Idiot” yang artinya Pesan saya untuk pemerintah Indonesia : Jangan bodoh.
Pesan tersebut disampaikan Bjorka melalui Breached.to usai ia diminta untuk tidak lagi meretas dokumen masyarakat.
Johnny menyebut seharusnya kata-kata yang disampaikan di ruang digital disampaikan dengan baik.
“Yang tidak mengerti UU dan melanggar UU itu yang salah. Kalau di ruang digital kita menggunakan kata-kata yang tidak etis, kita mendorong ruang digital kita kotor, apa mau kita seperti itu?” ujarnya (7/9).
Johnny G. Plate merasa heran dengan hacker Bjorka, menurutnya, Bjorka telah melakukan tindak pidana dengan membocorkan data.
“Jangan ikut - ikutan yang seperti itu, marilah kita sama-sama gunakan terminology sesuai budaya kita, sesuai dengan etika universal yang diterima secara umum” tandasnya.
Baca Juga : RUU Perlindungan Data Pribadi Akan Disahkan Setelah Maraknya Kebocoran Data