Ryushi Akui Jual Data 400 Juta Pengguna Twitter Hingga Ancam Elon Musk
Seorang hacker bernama Ryushi mengaku bahwa dirinya telah menjual data pribadi 400 juta pengguna Twitter dan ia juga mengancam Elon Musk akan menjual data tersebut melalui situs Breach Forum.
BaperaNews - Seorang hacker bernama Ryushi mengaku telah menjual data pribadi 400 juta pengguna Twitter yang ia ambil pada tahun 2021 dengan API (Application Programming Interface) yang kini telah diperbaiki. Bahkan Ryuki juga mengancam Elon Musk, CEO Twitter bahwa ia akan menjual data tersebut melalui situs Breach Forum.
“Elon atau Twitter, jika Anda baca tulisan ini, Anda beresiko denda GDPR karena peretasan 5,4 juta data akibat bocornya 400 juta data pengguna. Pilihan terbaik Anda ialah membayar denda sebesar US$ 276 (Rp 4,3 Triliun) sebagaimana yang pernah dilakukan Facebook dulu ketika datanya diretas dengan cara membeli data ini kepada saya secara eksklusif” tulis hacker Ryushi di Breach Forum.
GDPR sendiri ialah General Data Protection Regulation atau perlindungan data masyarakat yang ada di Uni Eropa, GDPR ialah pelindung data paling berpengaruh di dunia, meski disusun dan disahkan di Uni Eropa. GDPR dipatuhi oleh organisasi manapun yang mengumpulkan data masyarakat termasuk media sosial seperti Twitter.
“Aturan ini efektif per 25 Mei 2018, GDPR akan jatuhkan denda berat kepada mereka yang melanggar privasi keamanan dengan penalti hingga puluhan juta euro” tegas GDPR ketika pengesahan kebijakan.
Baca Juga : Elon Musk Akan Mundur Dari Twitter, Tapi...
Sedangkan Ryuki jual data pengguna Twitter dengan mencantumkan sejumlah sampel data pribadi milik politisi, selebritas, jurnalis, agen pemerintah, hingga korporasi. Diantara sampel data yang dicantumkan ialah Donald Trump, Kevin O Leary, Alexandria Ocasio, dan Mark Cuban, beserta 1.000 data profil pengguna umum Twitter.
Data yang bocor berupa nama lengkap, nama ID, email, jumlah pengikut, nomor telepon, dan tanggal pembuatan akun, alamat email dan nomor telepon ialah data pribadi yang tidak bisa diakses pengguna lain di Twitter.
Hacker Ryushi mengaku akan menjual data ini ke pengguna seharga US$ 60 ribu per satuannya jika penjualan seharga us$ 200 ribu ke Twitter gagal ia lakukan. Ryushi mengaku telah menghubungi Twitter namun belum mendapat respon.
Tidak hanya itu, Ryushi juga mengaku telah mengambil data profil publik Twitter. “Saya mendapat akses dengan eksploitasi sama, untuk kebocoran 5,4 juta data sebelumnya, akses itu membocorkan ID pengguna yang kemudian saya konversi dalam informasi nama pengguna dan informasi lainnya” pungkas hacker Ryushi.
Baca Juga : Elon Musk Bubarkan Trust and Safety Council, Ujaran Kebencian Di Twitter Makin Gila?