BaperaNews - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Ranny Fahd A Rafiq, memprediksi bahwa pada tahun 2029, Amerika Serikat, negara adi daya yang menjadi simbol demokrasi dunia, akan memiliki presiden wanita pertama.
Pernyataan ini disampaikan Ranny saat makan malam bersama tim dan beberapa jurnalis di salah satu restoran di Jakarta, Rabu (4/12/2024).
“Amerika Serikat sebagai penyebar ide demokrasi selalu menjadi sorotan. Namun, hingga saat ini, negeri Paman Sam belum pernah memiliki presiden wanita, berbeda dengan banyak negara besar lainnya,” ujar Ranny.
Ranny menyebut sejumlah negara yang telah lebih dahulu dipimpin oleh presiden wanita, termasuk Indonesia dengan Megawati Soekarnoputri (2001-2004).
Ia juga menyoroti kepemimpinan wanita di negara-negara lain, seperti Pratibha Patil di India (2007-2012), Dilma Rousseff di Brasil (2011-2016), serta Soong Ching-ling, presiden kehormatan di Tiongkok.
“Indonesia adalah negara keempat terbesar di dunia yang pernah memiliki presiden wanita. Kini, giliran Amerika Serikat untuk mencatat sejarah tersebut. Saya melihat ada dua kandidat potensial, yakni Ivanka Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat,” jelas Ranny.
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq: TBC Monster Mematikan yang Mencekik Rakyat, Indonesia Perlu Perang Total Melawannya
Menurut Ranny, Ivanka Trump, putri dari mantan Presiden Donald Trump, memiliki peluang besar untuk menjadi presiden wanita pertama Amerika Serikat.
Di sisi lain, Kamala Harris, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden AS, juga dianggap sebagai lawan politik yang tangguh dari Partai Demokrat.
“Ini hanya prediksi, tetapi peluang keduanya sangat besar untuk mencetak sejarah di Amerika Serikat. Namun, tentu saja, demokrasi akan menentukan hasil akhirnya,” ujar Ranny, yang memiliki darah keturunan Jerman.
Istri dari Fahd A Rafiq ini menegaskan bahwa prediksi ini tidak dimaksudkan untuk menjadi patokan, melainkan sekadar gambaran tentang dinamika politik global.
“Amerika Serikat perlu menunjukkan komitmennya pada demokrasi dengan memberikan kesempatan kepada seorang wanita untuk memimpin sebagai presiden,” tutup Ranny.
Dengan perkembangan politik global yang semakin inklusif, prediksi Ranny Fahd A Rafiq ini menjadi perhatian menarik, menyoroti perjalanan demokrasi di negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat.
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Ungkap Isu Kesehatan, Kependudukan, Ketenagakerjaan, Buruh Migran dan BPJS di Tahun 2025