Perubahan Peta Politik Pilpres 2024, Anies Baswedan Gandeng Cak Imin Jadi Cawapres

Sebuah keputusan yang mengejutkan, Anies Baswedan bakal gandeng Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi cawapres dalam Pemilu 2024 mendatang.

Perubahan Peta Politik Pilpres 2024, Anies Baswedan Gandeng Cak Imin Jadi Cawapres
Perubahan Peta Politik Pilpres 2024, Anies Baswedan Gandeng Cak Imin Jadi Cawapres. Gambar: Kolase Instagram/@aniesbaswedan/@cakiminow

BaperaNews - Perubahan peta politik Pilpres 2024 kembali mencuri perhatian publik. Dalam keputusan yang mengejutkan, Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, akan berduet dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, sebagai cawapresnya. Keputusan ini telah mengundang beragam reaksi dan kontroversi di kalangan partai politik yang terlibat dalam koalisi.

Perubahan dramatis dalam perjalanan Pilpres 2024 ini terungkap ketika Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, mengungkapkan bahwa keputusan untuk berpasangan dengan Cak Imin telah dibuat secara sepihak oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Riefky Harsya menjelaskan bahwa keputusan ini dibuat tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS.

Pada tanggal 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, Surya Paloh secara sepihak menetapkan Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan. Keputusan ini diambil tanpa konsultasi atau persetujuan dari Partai Demokrat dan PKS. Malam itu juga, Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan tersebut.

Keesokan harinya, pada tanggal 30 Agustus 2023, Anies Baswedan, dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat. Sebaliknya, ia mengutus Sudirman Said untuk menyampaikan keputusan tersebut. Ini menciptakan ketidakpastian dan ketegangan dalam koalisi.

Pada tanggal 31 Agustus 2023, Anies Baswedan sowan ke kediaman ibunda Cak Imin, Nyai Hj Muhasonah, di Jombang, untuk meminta doa restu. Sementara itu, Partai Demokrat menggelar rapat di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, di mana Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berada.

Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Partai NasDem karena keputusan ini. Mereka bahkan memutuskan untuk menurunkan baliho-baliho yang memuat gambar Anies Baswedan sebagai tanda protes terhadap keputusan tersebut.

Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, dalam tanggapannya, menyatakan bahwa duet Anies-Cak Imin belum final disepakati dan bahwa persetujuan belum tuntas didapat.

"Jadi kita tunggu perkembangan satu-dua hari ini," kata Surya Paloh.

Lukmanul Hakim, Ketua DPP PKB, mengungkapkan bahwa PKB akan menggelar rapat Dewan Syura untuk membahas situasi ini dan peluang Cak Imin menjadi pendamping Anies.

"Perkembangan dorongan dari temen-temen itu kita baru akan merapatkan. Jadi tunggu hasil rapat nya dulu," ujar Lukmanul.

Baca Juga : Usulan Ganjil Genap 24 Jam, PSI Minta Potong Pajak Kendaraan 50%

Demokrat Merasa Dikhianati

Proses penentuan cawapres Anies Baswedan telah menjadi poin kontroversial dalam koalisi Perubahan. Menurut Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan, penentuan cawapres ditentukan oleh capres, yaitu Anies Baswedan. Namun, setelah melalui berbagai tahap penjajakan dan pembahasan, hanya satu nama yang muncul sebagai calon wakil presiden, yaitu Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Meskipun ada partai yang ingin segera menetapkan pasangan Anies-AHY, tidak semua pihak dalam koalisi setuju dengan ini. Beberapa partai ingin menunggu menjelang akhir pendaftaran sambil mengantisipasi kemungkinan munculnya opsi nama lain. Karena perbedaan pandangan ini, proses penentuan calon wakil presiden belum bisa diputuskan.

Keputusan untuk berduet dengan Cak Imin sebagai cawapres baru muncul setelah keputusan sepihak dari Surya Paloh dan pengumuman ini telah menciptakan ketidakpastian dalam koalisi Perubahan. Partai Demokrat merasa pengkhianatan terhadap semangat perubahan dan piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga partai. Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyatakan bahwa persetujuan belum final dan meminta semua pihak untuk menunggu hasil akhirnya.

Perubahan peta politik Pilpres 2024 semakin kompleks dengan keputusan tiba-tiba untuk berduet Anies Baswedan dan Cak Imin sebagai calon presiden dan wakil presiden. Keputusan ini menciptakan ketegangan dalam koalisi Perubahan dan memicu protes dari Partai Demokrat yang merasa dikhianati.

Dalam konteks ini, proses penentuan cawapres Anies Baswedan telah menjadi perdebatan panjang dalam koalisi. Meskipun nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) muncul sebagai pilihan, beberapa partai masih ingin menunggu sebelum menetapkan pasangan Anies-AHY.

Semua mata tertuju pada rapat Dewan Syura PKB yang akan mengambil keputusan penting terkait peluang Cak Imin menjadi pendamping Anies. Publik akan terus memantau perkembangan politik yang semakin intens menjelang Pilpres 2024.

Baca Juga : Datang ke UI, Anies Baswedan Jawab Tagihan Mahasiswa Terkait Potongan TKD ASN DKI Jakarta