Menteri ESDM Bocorkan Harga BBM November Usai Rupiah Anjlok
Menteri ESDM Arifin Tasrif bocorkan tentang harga BBM November karena adanya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah.
BaperaNews - Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Arifin Tasrif membocorkan tentang harga BBM bulan depan. Hal ini karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah hingga Rp 15.500 per USD, hal ini berpengaruh pada harga pertalite yang didapat importir Indonesia.
Menurut Arifin, harga BBM dipengaruhi banyak hal, diantaranya harga minyak dunia. Meski demikian, harga BBM pertalite pada November 2022 mendatang dipastikan tidak akan naik. “Enggak” tegasnya pada Jumat (21/10).
Harga BBM dunia saat ini memang sedang dipengaruhi ketidakpastian global, harga minyak dunia beberapa waktu sempat turun USD 84 per barelnya, namun kini naik kembali jadi USD 94 per barel.
“Karena konflik Rusia Ukraina belum juga berakhir, sesudah konflik berakhir pun belum tentu normal. Kalau bisa turunkan demand tidak ada, tapi tidak ada, orang nggak mampu beli, pom bensinnya bisa kosong. Di Eropa juga pada kosong, makanya kita harus cepat lakukan konversi energi, karena di kita kan penggunaan minyak paling banyak di transportasi” imbuh Menteri ESDM.
Baca Juga : Kemenkeu Akan Kembali Berburu Pajak Di 2023
Harga BBM Pertalite di Indonesia kini Rp 10.000 per liternya sejak 3 September 2022, harga ini naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter. Pemerintah tidak punya pilihan lain karena telah terlalu banyak memberi subsidi untuk BBM hingga Rp 500 Triliun lebih.
Sebab itu pemerintah kini menggalakkan program konversi kendaraan energi fosil ke tenaga listrik untuk mengatasi krisis energi BBM. Minyak paling banyak dipakai untuk transportasi, baik itu sepeda motor, mobil pribadi, maupun kendaraan umum.
Jika kendaraan di Indonesia bisa beralih ke tenaga listrik, otomatis penggunaan minyak akan jauh berkurang. Indonesia sendiri juga kaya akan batu bara yang jadi sumber energi listrik. Dengan demikian tidak perlu khawatir lagi dengan naik turunnya harga minyak dunia.
Pemerintah juga telah membuat program konversi kendaraan listrik untuk semua jenis kendaraan milik pejabat dan negara, hal ini masuk Instruksi Presiden Jokowi dan akan dilakukan konversi secara bertahap.
Penggunaan kendaraan listrik tidak harus beli baru, konversi atau perubahan bisa dilakukan. Pemerintah rencananya akan memberi subsidi konversi ke kendaraan listrik bagi masyarakat serta memberi insentif bagi masyarakat yang mau beralih ke kendaraan listrik untuk mensukseskan program konversi kendaraan listrik.
Baca Juga : BLT BBM Tahap II Cair November, Bisa Dapat Hingga Rp 500 Ribu