Kronologi Tewasnya 174 Suporter Usai Laga Arema FC Vs Persebaya
Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC Vs Persebaya menjadi sorotan dunia, Berikut kronologi kerusuhan suporter hingga tewaskan 174 orang
BaperaNews - Presiden Jokowi secara resmi meminta PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) menunda sementara kompetisi BRI Liga 1 akibat adanya tragedi kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10). Tragedi Kanjuruhan perang antar suporter tersebut ialah yang paling parah, memakan korban jiwa hingga 174 orang.
"Data BPPD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jatim pada jam 09.30 tadi masih 158, tapi pas jam 10.30 tadi jadi 174," kata Wagub Jawa Timur Emil Dardak pada Minggu (2/10).
Tragedi Kanjuruhan terjadi akibat pertengkaran hebat suporter Arema FC dan Persebaya Surabaya. Jokowi pun memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk mengevaluasi secara menyeluruh pertandingan sepak bola Indonesia dan prosedur penyelenggaraannya.
“Saya perintahkan PSSI untuk hentikan sementara Liga 1 sampai dilakukan evaluasi dan perbaikan bagaimana prosedur pengamanan dilakukan. Saya sesalkan adanya tragedi ini, jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa mendatang, ini yang terakhir” ujar Jokowi pada Minggu (2/10).
Jokowi kemudian memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar agar mengawasi pelayanan medis bagi korban yang masih dirawat di rumah sakit agar mereka mendapat perawatan yang terbaik.
Kronologi Tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan kronologi pada tragedi Kanjuruhan, dimulai dari berakhirnya pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Fans Arema FC (Aremania) tidak puas dengan kekalahan Arema FC.
Aremania kemudian menyerang para pemain dan official Arema FC, karena terjadi pertengkaran dan kerumunan parah, polisi melepas tembakan gas air mata agar massa bubar, suporter kemudian berlarian keluar lapangan, banyak diantaranya yang ketakutan, sesak nafas, hingga kehabisan oksigen.
Baca Juga : Jokowi Stop Liga 1 Usai Ratusan Orang Tewas Saat Laga Arema FC Vs Persebaya
FIFA menyebut penggunaan gas air mata adalah sebuah pelanggaran, dalam aturan FIFA, aparat keamanan dilarang bawa senjata api maupun gas air mata ke dalam stadion. Akibat kejadian ini, Liga 1 dihentikan sementara untuk sepekan ke depan.
Tragedi Jadi Sorotan Dunia
Tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya memakan 174 korban jiwa, saat ini menjadi sorotan dunia, menjadi headline di berbagai media dan situs internasional. The New York Times menulis beritanya berjudul “Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Dead”.
Media tersebut menyampaikan bahwa polisi membubarkan kerumunan dengan memukul dan menendang suporter, ketika perkelahian pecah, polisi menggunakan gas air mata.
Sejumlah media lokal dan internasional juga menampilkan rekaman video pada tragedi Kanjuruhan ketika para penonton berlarian keluar lapangan, ribuan orang berusaha untuk bernapas hingga akhirnya mereka pingsan dan meninggal.
Media Inggris, The Guardian menulis “More Than 120 People Reportedly Killed in Riot at Indonesian Football Match”. Media Australia Foxsports juga menulis “More Than 100 People Dead, League Suspended as Football Riot Ends in Disaster”.
Kemenangan Persebaya Surabaya atas Arema FC tidak bisa diterima fans Arema FC, nyatanya banyak suporter belum memiliki rasa sportivitas. Kerusuhan ini disebut sebagai kerusuhan dengan korban terbanyak kedua di dunia oleh The Mirror dan The Sun.
Korban akibat tragedi yang sama pernah terjadi di Peru pada 24 Mei 1964 dengan korban meninggal dunia sebanyak 326 orang.
Baca Juga : Timor Leste Mundur dari Kualifikasi Piala Asia U-17 2023, Tak Punya Uang Untuk Berangkat