Kemendag Musnahkan 122 Bal Baju Bekas Impor Senilai Rp 610 Juta!
Kementerian Perdagangan melakukan pemusnahan 122 bal baju bekas impor senilai Rp 610 juta di Minahasa, Sulawesi Utara. Baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai upaya menertibkan peredaran baju bekas impor.
BaperaNews - Kementerian Perdagangan memusnahkan 122 bal baju bekas impor di Minahasa, Sulawesi Utara yang nilainya mencapai Rp 610 juta.
“Kami Kemendag menggandeng beberapa instansi terkait untuk berkomitmen menertibkan dan menegakkan hukum pada oknum yang melakukan perdagangan pakaian bekas impor, kali ini kami musnahkan 12 bal baju bekas impor di Sulut” tutur Direktur Tertib Niaga Tommy Andana hari Kamis (11/5).
Pemusnahan 12 bal baju bekas impor itu dipimpin oleh Kepala Balai Pengawasan Tertib Niaga Makassar Erizal Mahatama. Acara juga dihadiri oleh Polda Sulut, Kodam XIII Merdeka Sulut, Kanwil Bea Cukai Sulut, dan Dinas Perindustrian Perdagangan Sulut.
Masyarakat Dihimbau Cintai Produk dalam Negeri
Erizal menghimbau agar masyarakat lebih mengutamakan memakai produk hasil dalam negeri agar peredaran baju bekas impor di Indonesia teratasi.
“Yang kami khawatirkan itu kalau baju bekas seperti ini sebagaimana yang pernah kami uji sebelumnya mengandung jamur yang berbahaya untuk kesehatan manusia. Hal ini sudah melanggar Pasal 8 ayat 2 UU 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Apalagi jika barang itu barang asal impot, juga melanggar Pasal 51 UU 7/2014 tentang Larangan Mengimpor Barang yang Dilarang Diimpor” kata Erizal.
Baca Juga : Terbongkar! Ini Pelopor Penjual Baju Bekas Impor Online
Erizal berharap perlakuan Kemendag musnahkan baju bekas impor ini bisa memberi efek jera pada pelaku di baliknya, agar tak lagi mencari atau menerima baju bekas dari luar negeri untuk dijual di Indonesia serta memberi contoh bagi pelaku usaha lainnya agar menjalankan usahanya sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku.
“Pemerintah akan tegas dalam menjalankan kebijakan ini sesuai aturan UU, tidak ada kompromi bagi pelaku usaha yang menyalahi aturan atau tidak taat, jika ditemukan ada pelanggaran, pemerintah akan menindak sesuai aturan” pungkas Erizal.
Baju Bekas Rawan Penyakit
Baju bekas memang dilarang dijual terlebih baju bekas impor, sebab banyak resikonya diantaranya rawan penyakit, masyarakat tidak tahu baju itu sebelumnya dipakai oleh siapa dan dia punya penyakit apa. Bisa jadi ada penyakit seperti jamur yang bisa menular dari baju bekas tersebut. Sebab itu diharap masyarakat membeli baju baru terutama baju baru buatan dalam negeri.
Pemusnahan baju bekas tidak hanya dilakukan kali ini di Sulut, sebelumnya puluhan bal baju bekas impor juga sudah dimusnahkan di Riau Pekanbaru, Sidoarjo Jawa Timur, Bandung Jawa Barat, Cikarang Jawa Barat, hingga di Batam Riau.
Baca Juga : Kemenkop UMKM Minta E-Commerce Take Down Usaha Thrifting!