Fakta-Fakta Serial Sekte Sesat In the Name of God: A Holy Betrayal Netflix
Serial dokumenter Netflix In the Name of God: A Holy Betrayal menjadi perbincangan publik karena mengangkat kisah nyata kasus kriminal dari sekte sesat yang terjadi di Korea Selatan. Ternyata begini faktanya!
BaperaNews - Usai rilis perdana 3 Maret 2023, serial dokumenter Netflix "In the Name of God: A Holy Betrayal" tengah menjadi perbincangan publik.
Pasalnya, serial dokumenter Netflix ini mengangkat kisah nyata kasus kriminal dari sekte sesat yang terjadi di Korea Selatan. Adapun kasus Jesus Morning Star (JMS) atau Providence pada tahun 1980 diangkat menjadi tema film In the Name of God: A Holy Betrayal.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta serial dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal di Netflix atau kisah sekte sesat di Korea.
Baca Juga : Rekomendasi Film dan Serial Netflix Maret 2023
Fakta Serial Dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal :
1. Pendiri Sekte di Korea Dipenjara 10 Tahun
Pendiri sekte Jesus Morning Star, Jung Myung Seok sempat dipenjara 10 tahun karena kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap empat perempuan pengikut alirannya pada 2009.
Jung Myung Seok mendirikan sebuah gerakan keagamaan yang bernama The Providence, kemudian dikenal dengan nama Jesus Morning Star (JMS), dan mulai aktif menyebarkan ajaran keagamaannya pada tahun 1980.
2. Sekte Sesat di Korea Percaya Jeong Myeong Seok Reinkarnasi Yesus
Sejak saat itu, Jung Myung Seok mulai merekrut anggota lainnya. Mantan pengikut Jung Myung Seok menyebutkan bahwa saat itu Jung Myung Seok mengklaim bahwa dia mampu meramalkan beberapa hal dan ramalannya terbukti menjadi kenyataan.
Di dalam khotbahnya, Jung Myung Seok sering mengklaim bahwa dirinya adalah seorang messiah atau wakil Tuhan.
3. Pelecehan Seksual Sekte Sesat Korea
Dalam ajaran JMS, hubungan seksual dianggap sebagai pengampunan dosa. Pada April 2015, media Korsel SBS merilis serial dokumenter yang menggambarkan bagaimana sekte sesat itu merawat perempuan Korsel sebagai pengantin masa depan bagi Jeong.
Baca Juga : Mindhunter Season 3 Netflix Dipastikan Tak Diproduksi
4. Memanfaatkan Krisis Ekonomi Korea
Di era 1970-an, ketidakstabilan ekonomi dan situasi sulit membuat sekte kian populer di Negeri Ginseng. Banyak orang merasa depresi akhirnya membuat penyebaran sekte sesat menjadi lebih mudah.
Jung Myung Seok pun berhasil merekrut banyak mahasiswa yang berasal dari universitas elit di Korea Selatan untuk masuk ke dalam sekte yang didirikannya.
Selain itu, penyebaran sekte-sekte di Korsel semakin mudah karena banyak dari warganya yang tidak percaya atau tidak menganut agama tertentu.
5. Jadwal Tayang Serial Dokumenter Sekte Sesat Korea Terhambat
Jadwal tayang serial dokumenter Netflix "In the Name of God: A Holy Betrayal" sempat mundur dari jadwal aslinya karena terganjal proses yang masih berlangsung di pengadilan.
6. Artis Korea Menjadi Jemaat Sekte Sesat Korea
Fakta serial dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal yang terakhir ini datang dari Keluarga penyanyi Kyoungyoon dari grup K-pop DKZ diduga menjadi jemaat sekte aliran sesat JMS.
Isu tersebut datang dari warganet yang membagikan alamat tempat-tempat yang diduga berafiliasi dengan sekte yang dipimpin Jung Myung Seok tersebut.
Rupanya salah satu tempat yang disebutkan adalah alamat cafe yang dikelola oleh orangtua sang member DKZ.
Agensi Dongyo Entertainment pun mengonfirmasi bahwa orang tua Kyoungyoon adalah bagian dari Gereja tersebut, tetapi mereka telah memutuskan hubungan setelah mengetahui kebenarannya.
Baca Juga : 5 Rekomendasi Film Dokumenter Kriminal Netflix Yang Mencengangkan