Fahd A Rafid Mendukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk Membangun Resilensi Pariwisata

Forum Komunikasi Daerah yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf/Baparekraf menjadi platform penting untuk meningkatkan pemahaman tentang manajemen krisis pariwisata di DIY dan Jawa Tengah.

Fahd A Rafid Mendukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk Membangun Resilensi Pariwisata
Fahd A Rafid Mendukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk Membangun Resilensi Pariwisata. Gambar: Dok. Istimewa

BaperaNews - Forum Komunikasi Daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melalui Biro Komunikasi telah menjadi ajang penting dalam meningkatkan pemahaman tentang manajemen krisis pariwisata di daerah.

Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sebuah kerangka kerja yang kokoh dalam menghadapi krisis serta membangun fondasi pariwisata dan ekonomi kreatif yang tangguh dan berkelanjutan, terutama di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Menurut Menparekraf, dalam sambutannya pada kegiatan Forkomda yang dilaksanakan secara daring, mengungkapkan bahwa manajemen komunikasi krisis memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga reputasi dan citra industri pariwisata.

Dia menegaskan perlunya tata kelola komunikasi yang efektif untuk mempertahankan industri pariwisata di tengah tantangan krisis yang mungkin timbul.

Sejak tahun 2023, Biro Komunikasi Kemenparekraf telah secara aktif menyusun panduan komunikasi krisis. Panduan tersebut bertujuan untuk memberikan langkah-langkah preventif, responsif, dan rehabilitatif dalam menghadapi kondisi krisis yang mungkin terjadi di sektor parekraf melalui komunikasi yang efektif.

Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, yang membuka acara tersebut, menyatakan harapannya bahwa Forkomda akan membantu para pemangku kepentingan dalam memahami pentingnya tugas komunikasi krisis. Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak dari pemberitaan negatif terhadap industri pariwisata.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa manajemen isu-isu sektor parekraf di Kemenparekraf dimulai dari pendeteksian dan analisis krisis. Biro Komunikasi Kemenparekraf berupaya untuk mereduksi potensi dampak negatif dari isu-isu tersebut melalui upaya mitigasi yang tepat.

Staf Ahli Menteri Manajemen Krisis Kemenparekraf/Baparekraf, menambahkan bahwa pengelolaan krisis pariwisata yang tidak efektif dapat berdampak buruk pada daya tarik wisata suatu destinasi. Oleh karena itu, strategi komunikasi yang tepat harus diatur untuk mengatasi persepsi negatif yang mungkin muncul.

Dalam konteks ini, Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Borobudur, menyoroti langkah-langkah yang telah diambil dalam menangani krisis pariwisata di Yogyakarta. Upaya tersebut meliputi kegiatan pra krisis, koordinasi dengan pemerintah daerah, termasuk pelatihan dan pendampingan, serta pemanfaatan media sosial sebagai sarana komunikasi.

Ketua umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq juga menyambut baik kegiatan forkomda untuk membangun respons Tangguh terhadap krisis pariwisata dan siap mendukung penuh upaya untuk menigkatkan industri pariwisata.

“Saya menyampaikan apresiasinya terhadap upaya pemerintah dalam membangun respons yang tangguh terhadap krisis pariwisata. Penting bagi semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan industri pariwisata, untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan yang dihadapi sektor ini. Saya siap memberikan dukungan penuh terhadap upaya-upaya yang bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan industri pariwisata,” ujar Fahd A Rafiq, Senin (25/3)

Forkomda ini dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari para kepala dinas pariwisata tingkat provinsi/kabupaten/kota DIY dan Jawa Tengah, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tim Diskominfo Provinsi DIY dan Jawa Tengah, serta Tim Humas Provinsi DIY dan Jawa Tengah.

Hadir pula perwakilan dari Direktorat Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Direktorat Manajemen Industri Kemenparekraf/Baparekraf, dan Direktorat Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf. Acara ini menjadi momentum penting dalam meningkatkan koordinasi dan pemahaman bersama dalam menghadapi tantangan krisis di sektor pariwisata.

“Kegiatan Forum Komunikasi Daerah yang diinisiasi oleh Kemenparekraf/Baparekraf akan membawa dampak positif dalam memperkuat ketangguhan sektor pariwisata di daerah. Saya berharap agar melalui forum ini, berbagai pihak dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk menghadapi krisis yang mungkin terjadi di masa depan. Saya juga berharap agar kerja sama antara pemerintah, industri pariwisata, dan masyarakat dapat semakin solid untuk menciptakan lingkungan pariwisata yang berkelanjutan dan tangguh,” tutup Fahd A Rafiq, Senin (25/3)