Desas-Desus Reshuffle Menteri, Sejumlah Menteri Ini Berpotensi Diganti Oleh Jokowi
Isu reshuffle menteri semakin menguat, Direktur Indo Strategic menyampaikan sejumlah menteri yang kemungkinan bakal diganti oleh Jokowi. Ada bobot politik hingga kinerja yang bisa mempengaruhi menteri terkena reshuffle!
BaperaNews - Isu reshuffle kabinet kembali ramai dibicarakan. Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indo Strategic) Ahmad Khoirul Umam menduga ada beberapa nama yang rawan akan diganti oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pada awalnya Umam menilai bahwa reshuffle kabinet kurang efektif jika dilakukan pada akhir tahun. Karena pemerintah masih fokus menangani pandemic Covid-19 di periode Natal dan Tahun Baru serta menghadapi dinamika politik.
"Daripada repot mengelola dinamika politik pasca reshuffle saat ini, pemerintah sebaiknya konsentrasi penuh saja dulu pada momentum bencana nasional yang merata dan momentum Nataru yang berpotensi memunculkan perubahan tren positif pandemi ke depan," kata Umam
Selain itu, Umam menjelaskan bahwa biasanya akhir tahun kementerian dan lembaga masih pada tahap penyelesaian program tahunan. Karena itu, ia menduga reshuffle kabinet akan dilakukan pada Januari hingga April 2022.
"Lagi pula, di penghujung tahun semua kementerian dan lembaga masih pada tahap penyelesaian program tahunan, evaluasi dan pelaporan. Agar lebih efektif, reshuffle sebaiknya dilakukan pasca masa kritis Nataru dan sebelum dimulainya kerja kementerian yang umumnya baru efektif pasca Januari-April untuk perumusan program pasca perencanaan tahunan yang telah disiapkan," ucapnya.
Umam menyampaikan prediksi sejumlah nama yang berpotensi terkena reshuffle oleh Jokowi. Diantaranya terdapat nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko hingga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
"Yang potensial kena reshuffle antara lain KSP Moeldoko dengan digantikan mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Menteri Agama akibat kencangnya dinamika jelang Muktamar NU," ujarnya
Selain itu, dia juga menyebutkan Menko PMK Muhadjir Effendy, Mendikbud Nadiem Makarim, hingga Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Ketiga nama tersebut berpotensi diganti untuk mengakomodir Muhammadiyah dan PAN.
"Menko PMK, Mendikbud atau Menteri Investasi untuk mengakomodir representasi Muhammadiyah dan PAN," tuturnya.
Umam menyampaikan terkait persoalan yang dihadapi di Kementerian dan lembaga ketenagakerjaan dapat berimbas di reshufflenya Menaker.
"Menakertrans pasca ditolaknya UU Cipta Kerja oleh MK dan mulai memunculkan dinamika di kalangan buruh, dll," sebutnya.
Tak hanya Umam, peneliti CSIS Indonesia Arya Fernandes juga menduga akan ada beberapa kriteria menteri yang terkena reshuffle. Dia menjelaskan ada bobot politik hingga kinerja yang bisa mempengaruhi menteri terkena reshuffle.