Demi Followers, 2 Influencer Asal Malaysia Bikin Konten Hoaks TikToker Hilang di Hutan Bandung

Dua kreator Malaysia sebarkan hoaks hilangnya TikToker bernama Eyka di hutan Bandung demi pengikut. Polisi tegur dan pastikan berita itu rekayasa semata.

Demi Followers, 2 Influencer Asal Malaysia Bikin Konten Hoaks TikToker Hilang di Hutan Bandung
Demi Followers, 2 Influencer Asal Malaysia Bikin Video Hoaks TikToker Hilang di Hutan Bandung. Gambar : Kolase Tangkapan Layar Instagram/@amnazhan

BaperaNews - Dua konten kreator asal Malaysia, Anmar Nazhan dan Aras Bin Abdullah, diketahui menyebarkan informasi hoaks terkait hilangnya seorang TikToker bernama Eyka di hutan Embah Garut, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Aksi ini dilakukan demi meningkatkan jumlah pengikut mereka di media sosial.

Kapolsek Panyileukan, Kompol Kurnia, memastikan bahwa kabar hilangnya Eyka hanyalah rekayasa yang dibuat oleh kedua influencer Malaysia tersebut.

"Itu hoaks hanya untuk menambah follower mereka, padahal tidak terjadi apa-apa," ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (6/2) malam.

Rekayasa ini berawal dari siaran langsung yang dilakukan Anmar dan Aras di Embah Garut pada Minggu (2/2) pukul 19.00 WIB.

Dalam siaran tersebut, mereka berpura-pura bahwa Eyka menghilang setelah melakukan aktivitas paranormal di hutan tersebut. Konten ini kemudian diunggah dalam sembilan episode di beberapa akun TikTok mereka.

Baca Juga : Video Viral "Bayi" Ular Berserakan di Sumatera Utara Ternyata Hoaks, Aslinya dari Brasil

Sekretaris Kelurahan Cisurupan, Ariv Riva Arviana, membenarkan bahwa kedua kreator asal Malaysia itu telah menghubungi pihak kelurahan untuk meminta izin membuat konten di lokasi tersebut.

Namun, mereka tidak berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait aktivitas yang dilakukan.

Anmar dan Aras mengaku tidak menyangka bahwa video hoaks mereka akan menjadi perbincangan luas dan menimbulkan keresahan di masyarakat.

Selain memicu kegaduhan, mereka juga tidak mengetahui bahwa penyebaran berita bohong di Indonesia bisa dikenakan sanksi pidana.

Setelah mendapat teguran dari kepolisian, mereka akhirnya meminta maaf dan mengakui bahwa konten tersebut hanyalah rekayasa untuk menarik perhatian publik.

"Maksud tujuan pembuatan konten tersebut dalam rangka menaikkan rating dan follower akun TikTok dan YouTube miliknya," jelas Kompol Kurnia.

Sebagai konsekuensi dari tindakan mereka, kedua kreator itu diminta menandatangani surat pernyataan di atas meterai, menyatakan bahwa mereka tidak akan mengulangi perbuatannya di kemudian hari. Proses ini berlangsung hingga pukul 23.30 WIB.

Baca Juga : Viral Video Buaya Masuk ke Rumah Warga di Babelan Bekasi Saat Banjir Ternyata Hoaks