Anak Ringgo Perlu Operasi Karena Sering Tidur Ngorok

Anak sulung Ringgo Agus Rahman, Bjorka, alami gangguan tidur akibat pembesaran kelenjar adenoid. Simak penjelasan dokter tentang penyebab dan penanganannya.

Anak Ringgo Perlu Operasi Karena Sering Tidur Ngorok
Anak Ringgo Perlu Operasi Karena Sering Tidur Ngorok. Gambar : Instagram/@ringgoagus

BaperaNews - Anak sulung pasangan selebriti Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morscheck, Bjorka Dieter Morscheck, mengalami masalah tidur yang cukup mengkhawatirkan.

Bjorka sering tidur dengan suara ngorok yang tersendat, dan setelah menjalani pemeriksaan medis, diketahui bahwa dia membutuhkan operasi untuk mengatasi pembesaran kelenjar adenoidnya.

Dr. Reza Fahlevi, Sp.A(K), seorang dokter spesialis anak, menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama tidur ngorok pada anak adalah masalah hipertrofi adenoid atau pembesaran kelenjar adenoid.

Kelenjar adenoid terletak di belakang amandel dan dapat membesar hingga mengganggu saluran pernapasan anak, menyebabkan tidur mendengkur atau ngorok.

Selain hipertrofi adenoid, ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan anak tidur ngorok. Salah satunya adalah obesitas.

Anak yang mengalami obesitas memiliki banyak jaringan lemak di sekitar leher, yang menghambat aliran udara saat tidur. Hal ini bisa menyebabkan tidur ngorok dan juga gangguan pernapasan lainnya.

Masalah saraf juga bisa berkontribusi pada kebiasaan tidur ngorok pada anak. Oleh karena itu, dr. Reza menyarankan orang tua untuk mengonsultasikan masalah tidur anak mereka ke dokter spesialis anak atau dokter THT, agar penyebabnya dapat diketahui dengan tepat.

Dengan mengetahui penyebabnya, penanganan yang sesuai bisa dilakukan, baik itu penurunan berat badan jika obesitas menjadi masalah, atau pengobatan untuk masalah hipertrofi adenoid.

Baca Juga : Krisjiana Operasi Batu Empedu, Suami Siti Badriah Akui Sering Konsumsi Bakso, Seblak dan Makanan Bertepung

Anak-anak yang mengalami hipertrofi adenoid biasanya menunjukkan gejala tidur ngorok yang berat, bahkan terkadang bisa berhenti bernapas sesaat saat tidur.

Kondisi ini bisa menyebabkan anak merasa mengantuk sepanjang hari dan memengaruhi konsentrasi serta prestasi belajar mereka. Selain itu, gejala lain yang sering muncul adalah batuk, pilek, hidung tersumbat, dan sakit telinga.

Untuk menangani hipertrofi adenoid, dr. Reza menjelaskan bahwa pengobatan bisa dilakukan jika masalah ini belum terlalu parah.

Namun, jika kondisi adenoid yang membesar tidak membaik dengan pengobatan biasa, maka tindakan operasi bisa diperlukan. Operasi adenoid biasanya menjadi pilihan ketika pengobatan medis tidak efektif dalam mengatasi pembesaran kelenjar ini.

Penyebab hipertrofi adenoid pada anak biasanya adalah infeksi, baik infeksi virus maupun bakteri. Namun, masalah lain seperti asam lambung berlebihan dan alergi saluran napas juga dapat memicu terjadinya hipertrofi adenoid.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri dan tangan anak, serta menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, merupakan langkah pencegahan yang penting.

Selain itu, jika anak memiliki alergi atau masalah asam lambung, kondisi tersebut juga perlu diatasi untuk mencegah peradangan pada kelenjar adenoid.

Baca Juga : Pulang Syuting, Delia Yasmine Alami Kecelakaan dan Langsung Tindakan 4 Operasi