10 Sisi Gelap Teletubbies di Balik Film Anak yang Lucu Ini
Di balik keceriaan Teletubbies, terdapat sisi gelap seperti kondisi kostum yang buruk, teori konspirasi, dan kontroversi episode tertentu.
BaperaNews - Teletubbies, acara anak-anak yang pertama kali tayang pada akhir 90-an, dengan cepat mencuri hati penonton muda di seluruh dunia. Karakter Tinky Winky, Dipsy, Laa-Laa, dan Po yang lucu, serta nuansa penuh warna dan ceria, menjadi daya tarik bagi anak-anak dan bahkan dikenang hingga kini.
Dibuat oleh Anne Wood dan Andrew Davenport, serial ini telah menyebar ke banyak negara dan menyajikan kehangatan khas yang memikat para penonton cilik di setiap episodenya.
Namun, siapa sangka di balik keimutan dan kelucuan karakter Teletubbies, ternyata ada sisi gelap yang jarang diketahui. Cerita di balik layar menunjukkan bahwa selama produksi, ada berbagai pengalaman tak menyenangkan yang dialami para pemeran serta kontroversi seputar konten acara.
Mulai dari perlakuan kurang layak bagi pemeran hingga teori konspirasi tentang simbol-simbol karakter, artikel ini mengungkapkan sisi gelap di balik layar Teletubbies.
1. Makanan yang Tidak Layak Bagi Para Pemeran
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Saat berada di balik layar, para pemeran Teletubbies ternyata tidak mendapatkan fasilitas yang memadai. Nikky Smedley, pemeran karakter Laa-Laa, mengungkapkan bahwa makanan yang disediakan selama syuting sangat buruk.
Menurutnya, mereka hanya mendapatkan "ramuan menjijikkan" yang dibuat dari bahan-bahan katering murah. Hidangan ini sering kali berupa kentang tumbuk instan yang encer dengan warna merah muda akibat pewarna tambahan. Hal ini membuat para pemeran merasa tidak nyaman karena kurangnya makanan bergizi.
Selain itu, Smedley juga menyebutkan bahwa peralatan makan di lokasi syuting tidak dibersihkan dengan baik. Alat-alat makan yang kotor menimbulkan bau menyengat yang mengganggu kenyamanan para pemain, bahkan sampai membuat mereka merasa mual.
Meski para pemeran adalah orang dewasa, pengalaman ini cukup menyulitkan mengingat intensitas syuting yang cukup tinggi.
2. Kondisi Kostum yang Buruk
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Masalah lain yang dihadapi para pemeran adalah kondisi kostum yang dikenakan. Kostum Teletubbies yang berukuran besar dan berat ini sangat jarang dibersihkan secara menyeluruh.
Akibatnya, bau tidak sedap dari kostum sering kali menempel, menyebabkan ketidaknyamanan bagi para pemeran yang harus memakainya selama berjam-jam setiap hari.
Tidak hanya itu, kondisi kostum yang lembab dan panas juga menyebabkan para pemeran merasa kelelahan. Suhu panas yang terperangkap di dalam kostum membuat para pemain kesulitan bernapas dan mudah merasa lelah.
Hal ini membuat pekerjaan mereka menjadi lebih sulit daripada yang terlihat di layar. Tantangan ini menjadi salah satu sisi gelap yang jarang diketahui penonton.
3. Episode Kontroversial The Lion and The Bear
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Salah satu episode Teletubbies yang pernah menimbulkan kontroversi adalah The Lion and The Bear. Episode ini menghadirkan dua karakter hewan, singa dan beruang, yang seharusnya membawa keceriaan.
Namun, alih-alih menyenangkan, kehadiran mereka justru menimbulkan ketakutan bagi anak-anak. Suara efek yang digunakan untuk singa dan beruang terdengar menyeramkan dan dianggap tidak sesuai untuk anak-anak.
Kecaman pun datang dari para orang tua yang khawatir tayangan ini berdampak negatif pada anak-anak.
Akibatnya, episode ini sempat dilarang tayang di beberapa negara. Untuk meredam kontroversi, tim produksi akhirnya membuat versi baru dengan nuansa yang lebih ramah anak-anak dan menghilangkan elemen-elemen yang menakutkan.
4. Teori Konspirasi tentang Pesan Tersembunyi
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Sisi gelap Teletubbies lainnya adalah munculnya berbagai teori konspirasi tentang simbol-simbol di kepala karakter. Banyak penonton dewasa berpendapat bahwa setiap karakter merepresentasikan kelompok minoritas tertentu.
Misalnya, Tinky Winky, dengan antena segitiga terbalik dan warna ungu, dianggap sebagai simbol komunitas LGBTQ+. Teori ini menimbulkan kontroversi, karena banyak yang merasa karakter anak-anak seharusnya netral.
Meski belum ada bukti kuat, perdebatan tentang makna simbol-simbol ini terus menarik perhatian.
Pendapat yang berkembang beragam, dan ada yang meyakini ini adalah bagian dari propaganda terselubung, meskipun pihak produksi menyangkal adanya maksud tertentu di balik simbol-simbol tersebut.
5. Kisah Horor di Balik Masing-masing Karakter
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Seiring populernya Teletubbies, berkembang pula kisah-kisah horor tentang karakter-karakter tersebut. Ada berbagai cerita urban legend yang menciptakan kesan seram pada masing-masing karakter.
Misalnya, Tinky Winky konon mengalami cedera kepala yang membuatnya harus diikat agar tidak bergerak. Dipsy disebut-sebut menderita radang dingin, dan Laa-Laa digambarkan memiliki wajah terdistorsi akibat minimnya sinar matahari.
Sementara itu, Po, si karakter merah, digambarkan sebagai korban kebakaran yang terlupakan di rumah sakit.
Cerita-cerita ini memang tidak memiliki dasar nyata, tetapi tetap memberikan kesan menyeramkan bagi sebagian penggemar yang menyukai kisah-kisah horor.
6. Tuduhan Penyebaran Simbol LGBTQ+
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Pada 1999, seorang pendeta bernama Jerry Falwell menuduh Teletubbies mempromosikan simbol-simbol LGBTQ+ melalui karakter Tinky Winky. Menurutnya, Tinky Winky adalah ikon gay dengan warna ungu dan antena segitiga terbalik.
Tuduhan ini memicu diskusi di berbagai media dan mengundang perhatian banyak orang.
Menanggapi tuduhan ini, pihak produksi Teletubbies menyatakan bahwa karakter tersebut murni ditujukan untuk anak-anak dan tidak bermaksud menyampaikan pesan tertentu.
Namun, kontroversi ini tetap menjadi sorotan bagi beberapa orang tua yang khawatir tayangan ini mempengaruhi nilai-nilai anak mereka.
7. Adegan yang Memicu Perilaku Sosial Anak
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Dalam beberapa episode, para karakter Teletubbies kerap saling berpelukan di akhir cerita. Meski adegan ini dianggap sebagai simbol kasih sayang dan persahabatan, ada juga yang mengkhawatirkan dampaknya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa anak-anak mungkin meniru perilaku ini tanpa mempertimbangkan konteksnya.
Ada kekhawatiran bahwa pelukan yang dilakukan karakter Teletubbies dapat memengaruhi anak-anak dalam memahami batasan sosial yang tepat.
Para ahli menyarankan agar orang tua membimbing anak-anak tentang kapan dan bagaimana perilaku fisik ini sebaiknya dilakukan.
8. Efek Psikologis dari Video Horor Parodi
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Video parodi horor tentang Teletubbies pernah viral di media sosial, menampilkan karakter-karakter ini dalam suasana yang gelap dan mencekam. Banyak penggemar yang melihat video ini merasa bahwa Teletubbies, yang awalnya menggemaskan, menjadi menyeramkan dan misterius.
Video parodi tersebut turut memicu diskusi mengenai apakah ada sesuatu yang lebih gelap di balik tayangan Teletubbies. Meskipun tidak ada bukti nyata, efek dari parodi ini berhasil mengubah pandangan sebagian orang tentang Teletubbies.
9. Kekhawatiran tentang Pengaruh Gender dan Seksualitas Dini
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Beberapa orang tua mengungkapkan kekhawatiran tentang pengaruh gender dan seksualitas dalam tayangan Teletubbies. Mereka menganggap bahwa program ini bisa saja membentuk pandangan anak-anak tentang gender atau orientasi seksual sejak dini.
Kekhawatiran ini menjadi topik yang sering diperdebatkan, terutama bagi orang tua yang menganggap pentingnya menjaga pandangan anak-anak terhadap topik-topik sensitif seperti gender.
Meski demikian, sebagian besar ahli berpendapat bahwa Teletubbies hanya merupakan hiburan tanpa maksud tertentu.
10. Eksploitasi dan Kesehatan Aktor
Gambar : BaperaNews/Achmad Rifai
Kostum besar dan berat yang dikenakan para pemeran Teletubbies membuat mereka harus bekerja ekstra keras dalam peran tersebut. Tidak hanya harus memakai kostum selama berjam-jam, para aktor juga mengalami kelelahan fisik yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Beberapa pemeran bahkan mengalami cedera karena aktivitas fisik yang terlalu berat saat menggunakan kostum. Kondisi ini menunjukkan sisi gelap di balik layar produksi Teletubbies yang jauh dari kesan lucu dan ceria.
Kesimpulan
Di balik tayangan Teletubbies yang ceria dan penuh warna, ternyata ada banyak cerita yang menarik dan bahkan menyeramkan. Mulai dari makanan yang tidak layak hingga teori konspirasi yang menimbulkan kontroversi, Teletubbies menyimpan banyak sisi gelap yang tidak banyak diketahui penonton.
Walaupun beberapa cerita ini mungkin hanya bersifat rumor, mereka tetap menambah nuansa misteri di balik acara anak-anak yang telah menjadi ikon masa kecil banyak orang.
Teletubbies akan tetap dikenang sebagai tayangan penuh warna yang menghibur. Namun, berbagai kisah di balik layar mengingatkan kita bahwa tidak semua hal seindah yang terlihat di layar kaca.