Kemenkes Pastikan Gangguan Ginjal Akut Anak RI Tak Berhubungan Dengan Covid-19
Kemenkes pastikan gagal ginjal akut misterius yang ditemukan pada sejumlah anak Indonesia tidak berhubungan dengan Covid-19.
BaperaNews - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan adanya kasus gagal ginjal akut misterius yang ditemukan pada sejumlah anak Indonesia tidak berhubungan dengan Covid-19.
“Tidak, tidak terkait Covid-19, sudah pasti tidak” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia.
Nadia menyampaikan, hingga saat ini, pemerintah dan institusi terkait masih menyelidiki sebab kasus ini. Dirjen Pelayanan Kesehatan juga telah membuat SE Nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut.
Kemenkes juga tengah melakukan koordinasi lebih lanjut dengan para pakar kesehatan yang berasal dari WHO yang tengah mengadakan proses investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti dari kasus gagal ginjal akut yang dianggap mirip di Gambia, Afrika Barat.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari diskusi bersama dengan tim kesehatan khusus dari Gambia, yang mana sebelumnya juga pernah menemukan kasus sama, terdapat dugaan kuat bahwa adanya konsumsi etilen glikol pada obat anak.
Namun, untuk kasus gagal ginjal akut yang terjadi di Indonesia sendiri, diketahui belum ada cukup bukti yang mengarah adanya konsumsi obat tersebut.
Baca Juga : IDAI: Ratusan Anak Indonesia Kena Gagal Ginjal Akut Misterius, Begini Gejalanya!
“Untuk sementara waktu, dari obat yang sudah dikonsumsi oleh para pasien, tidak ditemukan indikasi yang mengarah ke situ dan tidak ada kandungan sama sekali, namun belum bisa dijadikan kesimpulan lebih lanjut,” ungkap Nadia.
Gangguan ginjal akut progresif atipikal menjadi istilah baru yang telah disepakati melalui Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) setelah mengetahui adanya tren lonjakan kasus misterius tersebut. Yang mana, diketahui menunjukkan sifat yang tidak biasa dan cepat.
Menurut laporan yang ada, tren kasus gagal ginjal akut yang misterius ini telah mencapai puncaknya pada bulan September 2022 lalu. Kabar baiknya, pada bulan Oktober 2022, tren kasus mulai mengalami penurunan.
Eka Laksmi Hidayati (Sekretaris Unit Kerja Koordinasi Nefrologi IDAI) menjelaskan bahwa dari laporan yang ia dapatkan dari 14 cabang IDAI di berbagai daerah, terdapat kasus kumulatif mencapai 131 kasus. Sebagian besar kasus gagal ginjal akut tersebut ditemukan pada anak 5 tahun. Namun, khusus di DKI Jakarta terdapat anak berusia 8 tahun.
Di beberapa daerah lain, juga diketahui ada yang berusia belasan tahun. Dari keluhan yang dirasakan para pasien, setidaknya mereka mengalami diare, pilek, batuk, demam dan muntah. Selain itu, sebagian besar pasien diketahui mengalami penurunan intensitas untuk bisa buang air kecil. Sebagian bahkan tidak buang air kecil sama sekali dalam sehari.
Baca Juga : Kemenkes Sebut 61 Persen Orang Indonesia Minum Manis Lebih Dari 1 Kali Sehari