Jokowi Hadiri KTT Brics dan Menyampaikan: Seruan Kolaborasi Global Menghadapi Krisis Kemanusiaan dan Konflik Dunia
Jokowi hadiri KTT Brics dan sampaikan pentingnya kerja sama dan solidaritas global untuk mengatasi krisis kemanusiaan akibat konflik dan peperangan di berbagai belahan dunia.
BaperaNews - Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang diselenggarakan di Sandton Convention Center, Johannesburg, Afrika Selatan, Presiden Indonesia, Joko Widodo, menekankan pentingnya kerja sama dan solidaritas global untuk mengatasi krisis kemanusiaan akibat konflik dan peperangan di berbagai belahan dunia.
Mengambil kesempatan pada forum internasional tersebut, Jokowi, seperti yang sering ia disapa, memaparkan pandangannya sebagai seorang pemimpin global yang mendesak tindakan konkrit mengatasi berbagai tantangan global.
Dalam isi pidato Jokowi, beliau mengatakan, "Dunia saat ini seakan bergerak tanpa nahkoda, tanpa kompas yang jelas. Tragedi kemanusiaan akibat perang dan konflik, serta krisis pangan yang membuat puluhan juta orang jatuh miskin, adalah bukti nyata dari urgensi kerja sama global." Tidak hanya itu, ancaman perubahan iklim juga menjadi fokus Jokowi dalam pidatonya, mengingat dampak yang semakin mengkhawatirkan bagi masa depan kemanusiaan.
Baca Juga : Daftar Lengkap Nama Menteri Kabinet Jokowi 2023
Referensi pada laporan PBB menunjukkan bahwa konflik dan peperangan telah menghasilkan peningkatan jumlah pengungsi, pengungsi dalam negeri, serta membuat banyak kelompok rentan terhadap krisis pangan. Data ini sejalan dengan pandangan Presiden Jokowi mengenai urgensi kerja sama internasional.
Jokowi juga memanfaatkan momentum KTT BRICS ini untuk mempererat hubungan bilateral dengan negara-negara anggota BRICS, seperti Rusia, India, China, dan Brasil. Dua pemimpin ternama, Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, Xi Jinping, juga turut memberikan pandangannya dalam forum ini.
Fokus KTT BRICS kali ini tidak hanya terbatas pada krisis kemanusiaan. Diskusi mengenai penggalangan dana dan pinjaman mata uang lokal oleh New Development Bank (NDB) serta isu potensi penambahan anggota BRICS juga menjadi sorotan.
Afrika Selatan, sebagai tuan rumah, menyebut bahwa ada 40 negara, termasuk Indonesia, yang tertarik untuk bergabung.
Sebagai pemimpin negara berkembang, Joko Widodo juga menegaskan bahwa negara-negara seperti Indonesia harus bersatu dan memperjuangkan hak-haknya demi kemajuan bersama. Diskriminasi perdagangan dan hambatan lain terhadap pembangunan harus dieliminasi untuk menciptakan tatanan ekonomi dunia yang adil.
Sebagai penutup, mari kita dukung dan dorong upaya kolaborasi global yang ditekankan oleh Joko Widodo dalam KTT BRICS ini. Sebagai warga dunia, kita memiliki peran dalam mendorong tindakan konkrit untuk mengatasi konflik, krisis kemanusiaan, dan tantangan global lainnya. Kini, saatnya beraksi dan berkolaborasi demi masa depan yang lebih baik.
Baca Juga : Presiden Jokowi Kunjungi Afrika untuk KTT BRICS dan Memperkuat Hubungan Global