Coldplay Gunakan Sampah Plastik Sungai Cisadane untuk Vinyl Album Barunya "Moon Music"
Coldplay menggunakan sampah plastik dari Sungai Cisadane, Jawa Barat, Indonesia, dan Sungai Klang di Malaysia untuk vinyl album terbarunya yang bertajuk "Moon Music".
BaperaNews - Band Coldplay meluncurkan vinyl atau piringan hitam dari album terbaru mereka yang bertajuk "Moon Music", pada Jumat (4/10).
Yang menarik, vinyl album Coldplay ini dibuat dari sampah plastik yang dikumpulkan dari Sungai Cisadane, Jawa Barat, Indonesia, dan Sungai Klang di Malaysia.
Upaya ini merupakan bagian dari kolaborasi Coldplay dengan organisasi nirlaba The Ocean Cleanup untuk mengurangi sampah plastik di sungai dan laut.
Chris Martin, vokalis Coldplay, dalam wawancaranya pada Sabtu (5/10) mengungkapkan bahwa setiap keping vinyl "Moon Music" dibuat dari sembilan botol plastik yang diambil dari kedua sungai tersebut.
Kolaborasi dengan The Ocean Cleanup memungkinkan Coldplay untuk membantu memerangi masalah penumpukan sampah plastik di perairan dengan mengoperasikan kapal Interceptor, sebuah kapal khusus yang bertugas membersihkan sampah dari sungai.
Sejak 2023, kapal Interceptor 020 atau yang diberi nama Neon Moon II sudah beroperasi di Sungai Cisadane untuk mengumpulkan sampah plastik.
Sebelumnya, pada 2018, Coldplay juga mengirimkan Interceptor 005, atau Neon Moon I, ke Sungai Klang di Malaysia dengan misi yang sama.
Chris Martin menjelaskan, "Kami sangat senang dapat berperan dalam mengurangi sampah plastik di sungai-sungai besar seperti Cisadane dan Klang, yang secara signifikan berkontribusi terhadap polusi laut."
Selain plastik dari Sungai Cisadane dan Klang, Moon Music juga melibatkan cetakan khusus “Edisi Buku Catatan” yang dibuat dari 70 persen sampah plastik yang dikumpulkan dari Rio Las Vacas, Guatemala. Upaya ini bertujuan mencegah lebih banyak sampah masuk ke Teluk Honduras dan Samudra Atlantik.
Coldplay menyatakan bahwa vinyl "Moon Music" seberat 140 gram ini memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih baik daripada vinyl konvensional.
Dibuat dari plastik daur ulang, produksi vinyl ini mampu mengurangi emisi karbon hingga 85 persen dibandingkan dengan produksi vinyl biasa. Selain itu, langkah ini juga mencegah pembuatan 25 ton plastik baru.
Baca Juga : Coldplay Berikan Bantuan Kapal Pembersih Sampah Untuk Sungai Cisadane
Sebagai tambahan, band asal Inggris ini juga meluncurkan edisi CD "Moon Music", yang dibuat dari 90 persen plastik daur ulang, yang turut berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sebesar 78 persen dibandingkan dengan pembuatan CD tradisional.
Turut berkontribusi dalam mengatasi krisis sampah plastik, Coldplay semakin memperkuat komitmennya terhadap lingkungan dengan merancang tur "Music of the Spheres" yang lebih ramah lingkungan. Tur ini berhasil mengurangi jejak karbon hingga 59 persen dibandingkan dengan tur dunia mereka sebelumnya.
Coldplay menerapkan berbagai inovasi, termasuk penggunaan lantai kinetik di konser mereka yang dapat memanfaatkan energi gerakan penonton untuk menghasilkan listrik.
Selain itu, Coldplay juga meminimalisir penggunaan pesawat terbang, yang umumnya menyumbang besar dalam jejak karbon tur musik.
Album "Moon Music", yang merupakan album ke-10 Coldplay, hadir dengan beberapa inovasi menarik. Vinyl album ini, selain ramah lingkungan, juga memiliki tampilan tembus cahaya ketika terkena sinar, memberikan sentuhan artistik yang berbeda.
Penggemar yang membeli vinyl ini juga akan mendapatkan kacamata khusus, yang saat dikenakan dapat menampilkan efek kembang api dalam bentuk hati, memberikan pengalaman yang unik dan kreatif bagi pendengar.
Dalam pembuatan "Moon Music", Coldplay kembali bekerja sama dengan produser ternama, Max Martin, yang sebelumnya juga menggarap album mereka "Music of the Spheres".
Max Martin dikenal sebagai salah satu produser pop paling sukses, dengan 27 karya yang pernah menduduki puncak tangga lagu di Amerika Serikat.
Album "Moon Music" juga dilengkapi dengan single pertama berjudul "feltlikeimfallinginlove", yang dirilis pada 21 Juni 2024 dan pertama kali dibawakan di panggung festival Glastonbury, Inggris, pada 29 Juni 2024.
Album ini diproduksi dalam jumlah terbatas dan dijual seharga 39,99 dolar AS atau sekitar Rp 626.643 per keping, sebagaimana tertera di laman penjualan resminya di Amerika Serikat.
Selain fokus pada pengurangan sampah plastik, Coldplay juga berkomitmen untuk membatasi jumlah album yang mereka rilis. Chris Martin menyatakan, band ini akan pensiun dari merilis album setelah album ke-12 sebagai bagian dari upaya menjaga kualitas karya mereka.
"Kami ingin memastikan setiap album yang kami buat benar-benar berkualitas tinggi, jadi kami memutuskan untuk berhenti setelah album ke-12," ujar Martin.
Meskipun begitu, ia juga membuka kemungkinan adanya proyek-proyek sampingan yang mungkin akan mereka kerjakan bersama rekan-rekan bandnya di masa depan.
Baca Juga : Indonesia Jadi Urutan Akhir dari 25 Negara Soal Pengembalian Gelang Konser Coldplay