Apple Akan Ganti Rugi hingga Rp326 Miliar ke Pemilik Apple Watch yang Alami Masalah Baterai

BaperaNews - Apple telah setuju membayar ganti rugi sebesar 20 juta dolar AS (sekitar Rp326 miliar) kepada pemilik Apple Watch yang mengalami masalah baterai.

Kesepakatan ini merupakan bagian dari penyelesaian hukum atas gugatan yang diajukan oleh sejumlah pengguna terkait baterai Apple Watch yang menggelembung.

Gugatan tersebut mencakup beberapa model, yaitu Apple Watch Series 1, Series 2, dan Series 3. Pengguna melaporkan bahwa baterai yang menggelembung dapat menyebabkan perangkat mengalami kerusakan fisik.

Meski tidak mengakui adanya kesalahan dalam kasus ini, Apple memutuskan untuk menyelesaikan gugatan dengan kompensasi guna menghindari risiko lebih lanjut.

Dari total dana penyelesaian yang disediakan, setiap pemilik Apple Watch yang terdampak akan menerima kompensasi antara 20 dolar AS (sekitar Rp329.000) hingga 50 dolar AS (sekitar Rp822.000) per perangkat.

Jumlah kompensasi yang diterima pengguna tergantung pada jumlah klaim yang diajukan terkait baterai Apple Watch.

Bagi pengguna yang memenuhi syarat, informasi lebih lanjut mengenai klaim kompensasi akan dikirimkan melalui email atau surat dari Apple. Pengguna akan diarahkan ke situs web resmi untuk mengajukan permohonan ganti rugi.

Baca Juga : Apple Investasi Rp15,95 Triliun untuk Bangun Pabrik AirTag di Batam

Namun, pengguna yang telah menerima kompensasi ini tidak dapat lagi mengajukan gugatan hukum terhadap Apple terkait masalah yang sama di kemudian hari.

Model Apple Watch yang termasuk dalam kasus ini, yakni Series 1, Series 2, dan Series 3, sudah tidak lagi diproduksi oleh Apple. Apple Watch Series 3, yang merupakan model terbaru dalam daftar ini, pertama kali dirilis pada 2017 dan dihentikan produksinya pada 2022.

Selain kasus baterai Apple Watch, Apple juga baru-baru ini menyetujui penyelesaian hukum lain yang berkaitan dengan privasi pengguna Siri.

Pada Januari 2025, Apple sepakat membayar 95 juta dolar AS (sekitar Rp1,5 triliun) atas dugaan bahwa perangkatnya merekam percakapan pengguna secara ilegal.

Gugatan ini menuduh bahwa Siri terkadang aktif tanpa disengaja dan merekam pembicaraan pengguna, termasuk percakapan pribadi dengan dokter atau tentang pembelian produk tertentu. Beberapa pengguna mengklaim bahwa percakapan mereka kemudian digunakan untuk menampilkan iklan yang relevan.

Kasus ini masih menunggu keputusan pengadilan, dengan sidang final dijadwalkan pada 14 Februari 2025. Jika penyelesaian ini disetujui, pemilik perangkat Apple yang terdampak dapat mengajukan klaim kompensasi.

Baca Juga : Apple Resmi Rilis iOS 18.2, Ada Genmoji, AI di Kamera, hingga Siri Terintegrasi ChatGPT