Nama Teluk Meksiko Resmi Berubah Jadi Teluk Amerika di Google Maps
Google Maps kini menampilkan nama 'Teluk Amerika' untuk Teluk Meksiko bagi pengguna di AS, mengikuti kebijakan Donald Trump. Keputusan ini memicu kontroversi di Meksiko.

BaperaNews - Google Maps kini menampilkan nama 'Teluk Amerika' untuk Teluk Meksiko bagi pengguna di Amerika Serikat. Perubahan ini dilakukan pada Senin (10/2) dan mengikuti Keputusan Presiden (Keppres) yang ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump.
Menurut pernyataan Google yang dikutip dari AFP, pengguna di luar AS tetap dapat melihat nama orisinal Teluk Meksiko, tetapi dengan tambahan nama baru seperti yang biasa dilakukan untuk lokasi dalam sengketa.
"Mereka yang menggunakan Google Maps di AS akan melihat 'Teluk Amerika', sementara pengguna di Meksiko tetap melihat 'Teluk Meksiko'. Pengguna dari negara lain akan melihat kedua nama tersebut secara bersamaan," tulis Google dalam blog resminya pada Selasa (11/2).
Google menjelaskan bahwa perubahan ini sesuai dengan kebijakan penunjukan nama geografis yang ditetapkan oleh pemerintah AS melalui Sistem Informasi Nama Geografis (GNIS).
Kebijakan tersebut menyesuaikan data peta dengan standar resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Langkah ini merupakan bagian dari keputusan Trump yang tidak hanya mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika tetapi juga mengganti nama Gunung Denali di Alaska kembali menjadi Gunung McKinley.
Sebelumnya, pada tahun 2015, mantan Presiden Barack Obama secara resmi menetapkan nama Denali, sesuai dengan sebutan yang telah digunakan oleh penduduk asli Alaska selama berabad-abad.
Baca Juga : Google Maps Miliki Fitur Baru Usai Update, Bisa Buat Nyari Tempat Parkir
Namun, kebijakan ini mendapat reaksi beragam. Penduduk asli Alaska yang telah lama memperjuangkan penggunaan nama Denali menentang keputusan Trump.
Sementara itu, perubahan nama Teluk Meksiko menimbulkan kekhawatiran di Meksiko, yang menganggap keputusan ini sebagai bagian dari kebijakan nasionalisme Trump yang kontroversial.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menanggapi langkah ini dengan menyindir bahwa jika AS dapat mengganti nama Teluk Meksiko, maka seharusnya negaranya juga bisa menyebut AS sebagai 'Meksiko Amerika'.
Ia bahkan mengingatkan sejarah ketika sepertiga wilayah Meksiko dianeksasi oleh AS pada tahun 1848 setelah Perang Meksiko-Amerika.
Sengketa mengenai penamaan wilayah geografis bukanlah hal baru. Di berbagai belahan dunia, perubahan nama suatu tempat sering kali memiliki dampak politik dan historis.
Dalam kasus ini, meskipun Google hanya menyesuaikan penamaan berdasarkan kebijakan pemerintah AS, keputusan tersebut tetap menimbulkan polemik di Meksiko dan di kalangan sejarawan yang melihatnya sebagai tindakan simbolis yang kontroversial.
Meksiko sendiri belum mengambil langkah resmi untuk menanggapi kebijakan ini secara diplomatik. Namun, berbagai kalangan di negara tersebut menyuarakan keberatan atas perubahan yang dianggap sebagai upaya menghapus identitas sejarah yang telah lama melekat pada kawasan tersebut.
Baca Juga : Lagi Ramai, Modus Penipuan Nomor Palsu di Alamat Bisnis Google Maps