Hindari Narkotika Masuk Amerika, Donald Trump Pasang Tarif Impor Tambahan Bagi China, Meksiko dan Kanada
Donald Trump umumkan tarif impor tambahan untuk China, Meksiko, dan Kanada, guna hentikan aliran narkotika dan imigran ilegal ke Amerika Serikat.
BaperaNews - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif impor tambahan sebesar 10 persen pada barang-barang dari China serta tarif 25 persen untuk semua produk yang berasal dari Meksiko dan Kanada.
Langkah ini diklaim Donald Trump sebagai upaya untuk menekan aliran imigran ilegal dan peredaran narkotika, khususnya fentanyl, yang masuk ke Amerika Serikat.
Donald Trump menyatakan bahwa tarif ini akan diterapkan pada hari pertamanya menjabat sebagai presiden melalui perintah eksekutif.
“Tarif tambahan ini akan tetap berlaku sampai narkotika, khususnya fentanyl, dan para imigran ilegal berhenti menginvasi negara kita,” tegasnya dalam pernyataan yang dikutip Bloomberg, Selasa (26/11).
Donald Trump menilai bahwa China gagal memenuhi komitmen untuk menghukum para pedagang fentanyl secara tegas, termasuk melalui penerapan hukuman mati.
Menurutnya, kebijakan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap barang-barang asal China diperlukan untuk memberikan tekanan lebih kepada negara tersebut agar mengambil langkah nyata.
Selain itu, tarif impor 25 persen terhadap produk asal Meksiko dan Kanada disebut bertujuan untuk menghentikan aliran narkotika dan migran ilegal yang melintasi perbatasan Amerika Serikat.
“Ribuan orang melintasi Meksiko dan Kanada setiap hari, membawa kejahatan dan narkoba ke tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,” ujar Donald Trump.
Baca Juga : Karoline Leavitt, Sekretaris Pers Gedung Putih Termuda Pilihan Donald Trump
Pengumuman kebijakan ini diperkirakan akan mengguncang pasar global. Ancaman penerapan tarif tambahan ini menjadi langkah nyata pertama Donald Trump dalam membatasi arus perdagangan internasional sejak kemenangannya pada pemilu presiden.
Donald Trump menegaskan, tarif tersebut akan diberlakukan tanpa batas waktu hingga ada perbaikan signifikan dalam penanganan narkotika dan imigrasi ilegal.
Langkah ini pun langsung memengaruhi nilai tukar mata uang sejumlah negara yang menjadi target tarif. Dolar Kanada tercatat merosot ke level terendah dalam empat tahun terakhir, sementara peso Meksiko mendekati titik terendah sejak tahun 2022. Yuan China juga melemah mendekati posisi terendahnya.
Fentanyl menjadi salah satu perhatian utama Donald Trump dalam kebijakan tarif ini. Ia mengkritik China karena dianggap tidak cukup serius menindak perdagangan narkotika tersebut, yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama krisis opioid di Amerika Serikat.
Sebagai bentuk tekanan, Donald Trump berencana menerapkan tarif tambahan sebagai sanksi ekonomi hingga ada tindakan nyata dari pihak Beijing.
Sementara itu, Donald Trump juga menyoroti masalah imigrasi ilegal yang melibatkan Meksiko dan Kanada. Ia menuduh kedua negara tersebut tidak berbuat cukup untuk menghentikan arus migran dan peredaran narkoba yang masuk ke Amerika Serikat melalui perbatasan.
Dengan tarif 25 persen, Donald Trump berharap kebijakan ini mampu menekan kedua negara untuk meningkatkan pengawasan di wilayah perbatasan mereka.
Baca Juga : Donald Trump Angkat Robert F. Kennedy Jr Sebagai Menkes AS yang Baru