Ngopi In The Sky Gunung Kidul Pakai Crane, Pemda Minta Sesuai Aturan

Wahana dan resto baru bernama Ngopi In The Sky yang berlokasi di Gunung Kidul memakai crane, Pemda Yogya minta sesuai aturan agar tidak membahayakan semua orang.

Ngopi In The Sky Gunung Kidul Pakai Crane, Pemda Minta Sesuai Aturan
Wahana Ngopi In The Sky . Gambar : krjogja.com/ Dok. Dedy EW

BaperaNews - Wahana dan resto baru bernama Ngopi in The Sky yang terletak di Gunung Kidul viral, wahana tersebut merupakan bagian dari area wisata baru Pantai Nguluran Girikarto Kabupaten Yogyakarta, Gunung Kidul yang disebut oleh pemerintah daerah belum memiliki izin usaha.

Aria Nugrahadi Kepala Disnakertrans Yogya yang merupakan pihak Pemda menyatakan pihaknya sama sekali belum pernah menerima pihak wisata Ngopi in The Sky minta izin operasi usaha yang berupa wahana gondola tersebut dari pengelola Teras Kaca.

Pihak Pemda juga telah melihat ke lokasi Ngopi in The Sky dan menemukan bahwa crane yang dipakai sebenarnya untuk alat berat, bukan untuk manusia. Menurut Aria hal jelas melanggar Aturan Menteri Tenaga Kerja Tahun 2020 tentang Keselamatan & Kesehatan Pesawat Angkat & Pesawat Angkut.

“Maka kami langsung beri rekomendasi agar alatnya diganti pakai yang memang untuk manusia, itu kan alatnya untuk barang berat, tidak sesuai regulasi, alat itu biasanya dipakai di pabrik atau pembangunan konstruksi, jadi tidak bisa dipakai untuk manusia” kata Aria Nugraha salah satu pihak Pemda.

Disnakertrans sendiri akan membahas ulang hasil inspeksi yakni rencana pemeriksaan alat crane yang digunakan untuk di wisata Ngopi in The Sky tersebut dan segera memberi surat resmi kepada Teras Kaca selaku pemilik dan pengelola wisata Ngopi in The Sky tersebut, tetapi akan dilakukan penyelidikan dulu, tidak terburu-buru.

Mengingat crane ditempatkan di area wisata Ngopi in The Sky, dalam hal ini perlu ijin juga kepada jasa pariwisata dan dinas terkait, yakni Dinas Pariwisata Gunung Kidul, termasuk izin penggunaan crane tersebut. “Kami melihatnya itu soal alat dan keamanannya, untuk ijin wahana di Ngopi in The Sky akan diurus Dinas Pariwisata” tutup Aria.

Sementara CEO Nur Nasution dari Teras Kaca menyatakan dalam wahana ini yang diutamakan ialah keselamatan pengunjung, menurutnya, ia menyusun dan membuat Ngopi in The Sky ini dengan berbagai bahan baja terbaik, antara gondola dan crane ada empat kawat sling baja yang dihubungkan sehingga masing-masing titik bisa mengangkat beban hingga 8 ton.

“Satu titik itu bisa angkat 8 ton, empat titik jadi 32 ton kan, dikali dua jadi 4 ton, itu maksimal beban yang bisa dan aman untuk diangkat, sementara kita pakai gondola Cuma seberat 3 ton, sisa banyak kan, jelas aman” kata Nur.

Nur pun menambahkan bahwa, nantinya akan dilakukan proses pengecekan secara berkala, tidak akan menggunakan bahan bakar subsidi (tepatnya akan menggunakan Pertadex), semua staf yang direkrut pun adalah orang – orang ahli khusus yang paham betul tentang crane. Dia mengaku juga akan mengutamakan keselamatan sehingga para pengunjung pun bisa senang. Tak hanya itu saja, yang sebenarnya sling baja bisa digunakan hingga 3 tahun lamanya, akan dilakukan penggantian setidaknya setiap 3 bulan sekali.

Adapun syarat untuk bisa naik di wisata Ngopi in The Sky Gunung Kidul ini ialah usia minimal 15 tahun dan tidak punya riwayat penyakit dalam. Pihak Nur mengaku soal izin masih dalam proses termasuk koordinasi dengan Pemda setempat.