Beroperasi 2023 Mendatang, Berikut Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2023 mendatang. Berikut harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Beroperasi 2023 Mendatang, Berikut Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang beroperasi pada 2023 mendatang. Gambar : ANTARA/Hafidz Mubarak A

BaperaNews - Dirut PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet mengungkap harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kan dijual seharga Rp 125 - 250 ribu untuk tiga tahun pertama selama KCJB beroperasi.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2023 mendatang. Setelah tiga tahun beroperasi, harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) rencananya akan dinaikkan menjadi Rp 150 – 350 ribu. KCJB akan beroperasi pukul 05.30 – 22.00 WIB dengan total 68 kereta yang beroperasi per harinya.

“Kapasitas per keretanya 601 penumpang” ujar Dwiyana Slamet pada Rabu (23/11).

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, saat ini, progres fisik KCJB sudah mencapai 81,66%, untuk biayanya membengkak menjadi US$ 1,4 Miliar yang dipenuhi dengan skema 25% ekuitas dan 75% pinjaman.

“Porsi ekuitas Indonesia atas cost overrun KCJB ialah US$ 217,5 juta atau Rp 3,29 Triliun” terangnya.

Dwiyana sebelumnya menyebut Indonesia butuh waktu 38 tahun untuk mengembalikan modal KCJB yang saat ini akan dioperasikan sebab biayanya mencapai US$ 7,5 Miliar.

Baca Juga : Syarat Naik Kereta Api Periode Natal dan Tahun Baru 2023

Diketahui kenaikan berbagai barang terjadi termasuk pada bahan-bahan bangunan sehingga biaya KCJB ini pun melonjak. KCJB dibangun dengan bahan-bahan terbaik untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna.

Awalnya, biaya pembangunan diperkirakan sekitar US$ 6,05 Milyar, namun dalam pelaksanaannya, per 15 September 2022 biaya telah mencapai US$ 1,4 Miliar sehingga totalnya US$ 7,5 Miliar.

“Jadi sesuai perhitungan itu butuh waktu 38 tahun untuk balik modal” pungkas Dwiyana.

Masa balik modal sebenarnya lebih cepat jika dibanding dengan masa konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di tangan China yang ditetapkan selama 50 tahun, sebab itu adanya perbedaan ini akan dibahas dengan para stakeholder terkait. Sebab jika masa konsesi lebih lama dari masa balik modal, pemerintah Indonesia diharuskan tetap bagi hasil dengan China.

“Itu yang nantinya akan kita dalami lagi, kita sampaikan itu dulu” tutup Dwiyana Slamet.

Membuat sistem transportasi dengan teknologi terbaru memang butuh biaya besar yang tidak balik modal dalam waktu singkat, namun dampaknya juga akan terjadi terus menerus dan dalam waktu panjang.

Dengan kereta cepat, akses transportasi lebih efisien dan mudah, yang nantinya akan berdampak pada kenaikan ekonomi masyarakat. Maka tidak ada salahnya membuat infrastruktur memadai dengan modal besar, sebab dampak positifnya juga akan dirasakan dalam tingkat yang besar baik bagi masyarakat maupun pemerintah.

Baca Juga : Aturan Barang Bawaan Penumpang Kereta Api, Simak Biaya Tambahannya!